Kelebihan dan Kekurangan Motor Listrik yang Akan Disubsidi Rp 6,5 Juta

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Karyawan mengganti baterai sepeda motor listrik di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), Gedung Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM), Jakarta, Senin (21/12/2020).
6/12/2022, 07.53 WIB

Pemerintah berencana memberikan subsidi pembelian motor listrik sebesar Rp 6,5 juta per unit. Hal itu bertujuan agar harga motor listrik lebih terjangkau oleh masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa insentif dibutuhkan untuk mengembangkan industri motor dan mobil listrik di Indonesia. Pemerintah berambisi memproduksi motor listrik mencapai 1,2 juta unit dan mobil listrik sebanyak 75.000 unit pada 2024. 

"Kemarin Sri Mulyani ke kantor saya, saya bilang besok (hari ini) kita bicarakan lagi berapa persisnya subsidi untuk sepeda motor dan mobil listrik," ujar Luhut dalam Wealth Wisdom 2022 Permata Bank x Katadata di Jakarta, Selasa (29/11). 

Luhut mengatakan, Indonesia akan meniru langkah berbagai negara yang sudah mulai memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik. Berikut perbandingannya seperti dilihat dari grafik

Saat ini, setidaknya sudah ada delapan merek dan jenis motor listrik yang bisa dibeli dan mengaspal di Indonesia. Kementerian Perhubungan RI juga sudah menerbitkan regulasi mengenai regulasi kendaraan bermotor listrik. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan (P) No. 44 Tahun 2020 tentang Pengujian Tipe Fisik dan PM No. 45 Tahun 2020 tentang Kendaraan Tertentu dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik.

 Kedepannya tentu semakin banyak masyarakat yang akan menggunakan kendaraan motor listrik ini. Lalu kira-kira apa saja keunggulan dan kekurangan dari motor listrik ini? Yuk simak selengkapnya disini!

 Kelebihan motor listrik:

1. Mengurangi emisi

Hadirnya motor listrik merupakan salah satu bentuk penanggulangan dari permasalahan lingkungan.  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021, Emisi adalah Pencemar Udara yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara, mempunyai atau tidak mempunyai potensi Pencemaran Udara.

Dilansir dari situs Momotor, motor listrik tidak menghasilkan emisi gas. Pasalnya, sumber energi motor ini berasal dari listrik yang tersimpan pada baterai.

2. Hemat biaya

Ongkos menggunakan motor berbahan bakar fosil diperkirakan bisa 2,3 kali lebih mahal dari motor listrik.  Sebagai ilustrasi seorang pengemudi menempuh perjalanan 20 kilometer (km)—ini setara dengan jarak tempuh dari Jl. Raya Kalimalang di pinggir Jakarta Timur ke Jl. Palmerah Barat di Jakarta Pusat.

Dengan motor Honda Beat yang terbaru, pengendara ini akan membutuhkan 0,33 liter bensin. Perjalanan ini akan menghabiskan kira-kira Rp3.300 untuk membeli bensin Pertalite, mengingat harganya saat ini sebesar Rp10.000 per liter.

Sementara itu, menggunakan motor Gesits untuk perjalanan yang sama diperkirakan akan mengonsumsi 0,57 kilowatt jam (kWh). Ini setara dengan Rp1.420 untuk mengisi ulang baterainya di stasiun pengisian yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).

3. Suara halus

Berbeda dengan motor bensin, motor listrik tidak mengeluarkan suara bising yang mungkin bisa mengganggu. Hal ini disebabkan tidak adanya proses pembakaran sumber energi seperti motor bensin yang menggunakan bahan bakar tertentu.

4. Perawatan mudah

Baik motor listrik sama-sama memerlukan perawatan. Motor konvensional perlu dirawat dalam setiap kurun waktu tertentu yang bertujuan agar mesin dan tarikannya tetap nyaman ketika digunakan.

Namun demikian, perawatan motor listrik lebih sederhana. Motor listrik hanya perlu perawatan seperti mengganti kampas rem, minyak rem, dan ban.

Kekurangan Motor Listrik

1. Isi ulang baterai

Berbeda dengan bensin yang mudah ditemukan, motor listrik akan terkendala dalam isi ulang baterai. Hal tersebut disebabkan oleh sedikitnya Stasiun pengisian Bahan Bakar Umum Green Energy Station atau SPBU GES. Namun, sebagai informasi pada tahun 2022, Pertamina menargetkan akan membuka 300 cabang SPBU GES.

2. Bengkel minim

Dikarenakan pengguna motor listrik yang masih sedikit, bengkel motor tersebut juga sangat jarang ditemukan. Hal ini akan menjadi masalah ketika sewaktu-waktu motor listrik yang digunakan sedang rusak atau ada kendala.

Sementara bengkel motor biasa tidak selalu bisa menangani motor listrik karena terdapat perbedaan dari struktur mesin yang sangat spesifik.

3. Distribusi spare part terbatas

Dua poin sebelumnya juga berdampak terhadap ketersediaan spare part motor listrik yang terbatas. Pengguna perlu memesan dari toko tertentu agar bisa mengganti bagian dari motor listrik. 

4. Daya angkut motor listrik terbatas

Sejumlah motor listrik masih memiliki daya angkut yang terbatas.  Biasanya motor listrik memiliki daya angkut tidak leboh dari 150 kg. Kelebihan daya angkut juga dapat mmpengaruhi kecepatan motor listrik. 

Reporter: Nadya Zahira