Sementara di lain sisi, pemerintah juga memiliki target untuk melakukan konversi seribu unit motor. Jumlahnya akan terus meningkat seiring tahun, dengan target mencapai 5 juta motor pada 2026.
Hal ini bertujuan untuk menekan pendanaan masyarakat menengah ke bawah untuk pengeluaran konversi motor listrik. "Kalau enggak ditambah, program ini enggak akan menarik," kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (16/12) pekan lalu.
Mantan Direktur Umum PT Pupuk Indonesia ini menganggap konversi motor listrik telah memiliki urgensi karena menyasar pada masyarakat ekonomi kurang mampu, sesuai dengan tujuan subsidi.
Penyaluran subsidi yang optimal pada program konversi motor listrik dinilai lebih efektif untuk mengurangi pemakaian BBM, sekaligus menurunkan tingkat sebaran emisi buang dari pembakaran energi fosil. "Kami ingin konversi motor bekas punya masyarakat kecil, motor-motor tua. Karena itu akan langsung memberikan pengaruh pada pengurangan pemakaian BBM dan pengurangan emisi," ungkap Arifin.