Manufaktur Tumbuh Dekati 5%, Bagaimana Proyeksi Tahun Depan?

ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Fikri Yusuf/nym.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (14/11/2022).
Penulis: Nadya Zahira
Editor: Yuliawati
27/12/2022, 18.00 WIB

Sedangkan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 450 triliun-Rp 470 triliun pada 2023. "Adapun penyerapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 19,2 juta-20,2 juta orang di tahun 2023," kata Agus.

Agus mengatakan tahun depan akan terdapat beberapa kendala atau tantangan. "Dengan berbagai pengalaman yang bersama-sama kita peroleh, kita lalui berbagai macam lesson learn. Saya dan kementrian Perindustrian tetap optimistis hadapi apapun tantangan di 2023," kata dia.

Pertama, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat akibat tingkat inflasi global yang tinggi, dan gangguan rantai pasok akibat ketidakseimbangan perdagangan.

“Kedua, depresiasi nilai tukar rupiah akibat kebijakan moneter di negara maju menaikkan tingkat suku bunga," kata dia.

Ketiga, perang Ukraina dan Rusia yang berkepanjangan dapat mengakibatkan kenaikan harga komoditas, krisis pangan, dan krisis energi.

Keempat, kemungkinan ketidakstabilan permintaan ekspor akibat permintaan global menurun. Dampaknya pengurangan produksi dan potensi PHK. “Kemudian, masih adanya ketergantungan impor bahan baku serta bahan baku penolong,” ujar Menperin.

Untuk mengantisipasinya, Kementerian Perindustrian akan menggulirkan beberapa program strategis. Dua di antaranya yakni pertama, program restrukturisasi mesin dan peralatan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) pasca-pandemi Covid-19.

Kedua, program peningkatan rasio penggunaan susu segar dari peternak dalam negeri. Tujuannya guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan susu serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira