PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) tengah mendapat sorotan tajam setelah dua insiden besar yang mengakibatkan jatuhnya korban tewas. Pertama kebakaran di area smelter pada 22 Desember 2022, dan bentrok antar pekerja pada 14 Januari 2023.
Dua pekerja asal Indonesia menjadi korban tewas pada kebakaran di area smelter PT GNI pada akhir tahun 2022, yakni I Made Defri Hari Jonathan dan Nirwana Selle. Sedangkan pada bentrok akhir pekan lalu satu pekerja Indonesia dan satu pekerja asing asal Cina menjadi korban.
Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Mulyanto, mendesak agar izin PT GNI dicabut setelah dua insiden berdarah tersebut. Menurutnya, bentrok antar karyawan itu bisa jadi dipicu oleh masalah mendasar dan bukan semata-mata karena salah paham antarkelompok pekerja.
"Apalagi bentrok ini terjadi setelah terjadi insiden kebakaran dan mogok kerja pegawai," ujar Mulyanto, Senin (16/1). Dia mendesak agar pemerintah mencabut izin operasi smelter PT GNI dan mengaudit teknologi serta aspek kesejahteraan dan keselamatan (K3) smelter.
Smelter PT GNI merupakan bagian dari program hilirisasi nikel di dalam negeri dengan nilai investasi jumbo, mencapai Rp 42,9 triliun. Smelter ini turut berkontribusi mengerek nilai ekspor nikel Indonesia dari hanya sekitar US$ 3 miliar pada 2017-2018 menjadi US$ 20,95 miliar pada 2021 dan diproyeksi US$ 28,2 miliar pada 2022.
PT GNI mengoperasikan 24-line smelter berteknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang mampu mengolah 21,6 juta ton bijih nikel per tahun. Kapasitas produksi smelter ini adalah 1,8 juta ton per tahun feronikel atau nickel pig iron (NPI) dengan kadar nikel 10-12%.
Adapun hasil produk olahan nikel diekspor ke Cina. PT GNI melakukan ekspor perdana NPI sebesar 13.650 ton ke Negeri Panda pada 20 Januari 2022 senilai US$ 23 juta. Direktur Operasional PT GNI, Tony Zhou Yuan, menyebut NPI tersebut merupakan hasil olahan tiga tungku smelter yang telah beroperasi.
“Kami berharap, dengan dilakukannya pengapalan perdana feronikel tersebut, akan mendongkrak devisa negara di sektor pajak, yang tentunya juga nantinya akan berimbas bagi keuntungan di daerah,” kata Tony dalam siaran pers perusahaan, Kamis (20/1).
Kolaborasi Perusahaan Cina dan Antam
Smelter yang masuk dalam proyek strategis nasional (PSN) milik PT GNI itu merupakan kepunyaan perusahaan baja asal Cina, yakni Jiangsu Delong Nickel Industry Co. Ltd yang juga melakukan operasi pertambangan dan pemurnian mineral di Kawasan Ekonomi Industri Xiangshui, Kota Yancheng, Provinsi Jiangsu.
Pembangunan smelter ini didahului oleh Perjanjian Pendahuluan atau Heads of Agreement (HoA) antara pihak PT GNI bersama Alchemist Metal Industry Pte, Ltd dan PT Aneka Tambang (Antam) yang merupakan anggota holding BUMN pertambangan, MIND ID pada 6 Mei 2021.
Kesepakatan tersebut mengatur rencana kerja sama dan kolaborasi kepemilikan bersama pada smelter GNI, tambang nikel, dan suplai nikel jangka panjang.
Selain itu, HoA tersebut menandai inisiasi ekosistem bisnis pemurnian nikel baru bagi Antam di Konawe Utara dan Morowali Utara, Sulawesi Tenggara dan menjadi tonggak sejarah baru Grup MIND ID dalam memaksimalkan nilai tambah sumber daya nikel yang dimiliki Indonesia.
Smelter ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 21 Desember 2021. Acara peresmian ini berlangsung di Kawasan Industri Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI). Lokasi itu merupakan kawasan industri terpadu seluas 1.907 hektar yang dilengkapi fasilitas pelabuhan.
”Saya sangat mengapresiasi pembangunan smelter oleh PT Gunbuster Nickel Industry dan ini akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit dari bijih nikel yang diolah menjadi feronikel, nilai tambahnya meningkat 14 kali. Jika dari bijih nikel diolah menjadi billet stainless steel akan meningkat nilainya 19 kali lipat,” kata Jokowi.