Minyakita Makin Langka, Pedagang Sudah Dua Pekan Tidak Dapat Pasokan

ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/foc.
Seorang staf menunjukkan minyak goreng Minyakita kepada pembeli pada Pasar Murah Pangan di Liluwo, Kota Gorontalo, Gorontalo, Selasa (21/2/2023). Pemerintah Provinsi Gorontalo, Bulog Subdivre Gorontalo dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo menggelar Pasar Murah Pangan yang menjual minyak goreng, cabai, bawang, beras dan komoditas lainnya untuk menjaga stabilisasi harga dan mencukupi kebutuhan pangan masyarakat jelang bulan Ramadhan.
14/3/2023, 13.04 WIB

Minyakita masih langka dan dijual di atas harga eceran tertinggi atau HET di sejumlah pasar Tradisional Jakarta. Pedagang mengatakan belum menerima pasokan Minyakita sejak dua pekan lalu.

Salah satu pedagang minyak goreng di Pasar Tradisional Pasar Minggu, Hendra, mengatakan bahwa saat ini dia tidak menjual Minyakita karena stoknya kosong sejak dua pekan lalu. Dia sudah meminta pasokan Minyakita pada agen.

Namun hingga saat ini, agen tersebut belum memasok Minyakita. Padahal permintaan Minyakita sedang melonjak jelang Ramadan.

"Sudah dua minggu terakhir ini malah Minyakita belum distok, padahal kita sudah minta dari lama, stoknya masih sulit padahal permintaan sedang naik," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (14/3).

Dia mengatakan,  sebelumnya penjualan Minyakita juga dibatasi oleh agen minyak goreng. Pedagang hanya dibolehkan membeli tujuh dus berisi masing-masing 12 Minyakita.

Padahal, awalnya pedagang masih bisa membeli maksimal 10 dus di agen seharga Rp 156.000 per dur. Setiap dus berisi campuran ukuran satu liter dan dua liter. 

Pedagang lainnya, Edi, membenarkan bahwa saat ini stok Minyakita masih terbatas. Jika masih ada yang menjual Minyakita pun harganya berada di atas HET.

“Kita masih menjual Rp 16.000 per liter karena memang dari agennya belum mau menurunkan harga. Mereka masih menjual Rp 15.000 per liter kepada para penjual, kalau saya jual Rp 14.000 tentu rugi bandar,” ujar Edi.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira