Pasar Kendaraan Listrik Indonesia Diproyeksikan Capai Rp 30T pada 2029

ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/hp.
Ilustrasi, sejumlah pengunjung memperhatikan kendaraan elektrik yang dipamerkan di salah salah satu pusat perbelanjaan di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (22/3/2023).
Penulis: Agung Jatmiko
11/6/2023, 16.52 WIB

Pasar kendaraan listrik Indonesia diproyeksikan akan mencapai nilai sekitar US$ 2,02 miliar, atau setara dengan Rp 30 triliun (asumsi kurs Rp 14.888,95/US$). Angka ini didasarkan atas hasil penelitian Maximize Market Research.

Laporan Maximize Market Research menyebutkan, nilai pasar kendaraan listrik Indonesia yang telah mencapai US$ 533,19 juta atau sekitar Rp 7,93 triliun pada 2020 lalu, akan tumbuh dengan compound annual growth rate (CAGR) 20,96% hingga 2029. Sehingga, diperkirakan nilainya bisa mencapai US$ 2,02 miliar.

Laporan riset tersebut, mencakup analisis tentang strategi, tren dan skenario pasar mikro dan makro, analisis harga, dan keadaan pasar jangka pendek, serta pandangan mendalam tentang pesaing utama. Kemudian, mencakup tren masa depan yang diharapkan dapat mendorong perkembangan pasar kendaraan listrik Indonesia.

Laporan tersebut menyoroti dinamika utama yang mendorong pertumbuhan pasar kendaraan listrik di Indonesia. Ini termasuk sumber daya alam negara yang melimpah, seperti nikel, yang penting untuk baterai kendaraan listrik.

Lalu, peta jalan ambisius pemerintah untuk kendaraan listrik, dengan rencana untuk memiliki armada bus listrik dan jaringan stasiun pengisian yang luas, juga merupakan pendorong yang signifikan untuk pertumbuhan pasar.

Lebih lanjut, riset Maximize Market Research juga menekankan insentif yang diberikan oleh pemerintah, seperti keringanan pajak dan peraturan yang menguntungkan, yang menarik investor ke industri kendaraan listrik Indonesia.

Meski masih dalam tahap awal, pasar kendaraan listrik Indonesia disebutkan memiliki potensi yang besar. Ini ditunjukkan dengan ketertarikan konsumen terhadap kendaraan listrik yang semakin meningkat, serta didorong oleh kepedulian terhadap lingkungan dan keinginan untuk gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

Pasar kendaraan listrik diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan di tahun-tahun mendatang, dengan penjualan kendaraan penumpang listrik diperkirakan akan mencapai 250.000 unit pada 2030, menyumbang 16% dari seluruh penjualan mobil penumpang baru.

Lalu, permintaan sepeda motor listrik juga akan meningkat, dengan perkiraan penjualan 1,9 juta unit pada 2030, yang terdiri dari 30% dari seluruh penjualan kendaraan roda dua baru.

Potensi kendaraan listrik Indonesia yang ditunjukkan oleh laporan riset ini, sedikit banyak linear dengan tren yang berkembang beberapa tahun terakhir. Meski jumlahnya belum banyak, tren peningkatan penjualan mobil listrik di Indonesia memang mulai terlihat.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada 2020 terdapat 121 unit mobil listrik berbasiskan baterai yang dipasarkan oleh berbagai merek yang tergabung dalam asosiasi. Per Mei 2021, angkanya naik hampir 70% mencapai 395 unit BEV yang dibeli konsumen.

Jumlah tersebut tidak menghitung mobil dengan teknologi transisi seperti hybrid, yakni kendaraan yang memadukan mesin konvensional dan motor listrik, dan plug-in hybrid (PHEV). Total penjualan keduanya sudah menyentuh angka lebih dari 1.000 unit pada 2020 dan Januari-Mei 2021.

Gaikindo juga mencatat, volume penjualan wholesale mobil listrik di pasar domestik pada Desember 2022 berjumlah 2.404 unit, yang merupakan capaian tertinggi sepanjang tahun. Jika diakumulasikan, total volume penjualan wholesale mobil listrik BEV di Indonesia periode Januari-Desember 2022 mencapai 10.327 unit.