Produksi Beras Meleset dari Target, Turun 1,2 Juta Ton Imbas El Nino

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Ilustrasi. Pekerja mengayak beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Kementan memproyeksikan terjadi penyusutan produksi beras hingga 1,2 juta ton hingga akhir tahun akibat El Nino.
3/10/2023, 20.28 WIB

Kementerian Pertanian (Kementan) menghitung terjadi penyusutan produksi beras hingga 1,2 juta ton hingga akhir tahun akibat siklus cuaca kering El Nino atau pemanasan suhu muka laut yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, menjelaskan dampak El Nino yang terus berlanjut dapat mengurangi intensitas pengairan untuk area persawahan padi. "Ketersediaan air ini sangat tergantung karena pertanian kita ini tadah hujan. Jadi ini berpengaruh sekali," kata Harvick di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (3/10).

Fenomena El Nino berdampak negatif pada target produksi 30 juta ton beras sampai akhir tahun tak tercapai. Harvick pun mengakui bahwa tingkat produksi beras tahun ini berada di angka yang cenderung konservatif dari biasanya. "Kami tidak terlalu berani optimistis karena melihat situasi El Nino dan lain-lain," ujarnya.

Guna memenuhi kebutuhan domestik, pemerintah telah mengimpor beras untuk mengisi cadangan pangan pemerintah. Hal tersebut diharap bisa menjaga keandalan pangan dalam negeri meski terjadi penurunan produksi beras. "Mungkin kalau untuk sampai akhir tahun ini terpaksa pemerintah lakukan impor karena ada penurunan produksi yang cukup signifikan," kata Harvick.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan kondisi El Nino memicu ancaman kekeringan air untuk kepeluan pertanian yang berpotensi meningkatkan risiko gagal panen. Dia mencatat ada 114 danau dan 323 situ atau embung biasanya menjadi pusat pengairan sawah.

"Air untuk pertanian dianggap kurang namun kira-kira antara 60% - 80% masih efekif, jadi masih bisa teratasi," kata Siti pada kesempatan yang sama.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena El Nino masih berlanjut hingga akhir Oktober, lebih lama dari prediksi puncak pada September. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan siklus El Nino akan berlangsung sampai akhir tahun ini dan baru akan melemah di Februari dan Maret 2024.

"Namun Alhamdulillah karena adanya angin muson dari arah Asia sudah masuk, mungkin mulai November akan mulai turun hujan, artinya pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan, sehingga diharapkan kemarau kering insyaallah berakhir secara bertahap," kata Dwikorita.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu