Bulog Impor Jagung 500 Ribu Ton, Mulai Tiba Bulan Depan

ANTARA FOTO/Siswowidodo/tom.
Petani memanen jagung di Kedungguwo, Sukomoro, Magetan, Jawa Timur, Kamis (5/10/2023). Harga jagung di tingkat petani di wilayah itu Rp5.900 per kilogram, lebih tinggi dibanding musim panen tahun lalu Rp4.000 per kilogram, yang menurut petani disebabkan meningkatnya kebutuhan pakan ternak ayam.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
18/10/2023, 14.08 WIB

Pemerintah berencana mengimpor jagung sebanyak 500 ribu ton pada tahun ini. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menargetkan jagung impor akan mulai masuk ke Indonesia pada bulan depan. 

Rencana impor jagung sebanyak 500.000 ton akan dibagi kedatangannya. Impor tahap pertama direncanakan sebanyak 250.000 ton dan langsung disalurkan ke peternak mandiri. "Tapi, kami harus pastikan dulu volume yang dibutuhkan peternak. Kalau yang disalurkan berlebihan, akan bermasalah karena akan mengganggu panen raya jagung," kata Buwas di kantornya, Rabu (18/10).

Buwas mengakuim produksi jagung di dalam negeri saat ini defisit karena cuaca ekstrem. Menurutnya, Kementerian Pertanian telah berusaha untuk menggenjot produksi jagung domestik, tetapi belum berhasil.

Badan Pangan Nasional mendata rata-rata nasional harga jagung di tingkat peternak telah mencapai Rp 7.020 per kilogram (kg). Angka tersebut telah naik 24,24% dari periode yang sama tahun lalu senilai Rp 5.650 per kg. Harga Pembelian Pemerintah jagung saat ini adalah Rp 5.000 per kg. Bulog tidak dapat membangun Cadangan Jagung Pemerintah dari jagung lokal

Buwas mencatat telah ada tiga negara yang akan memasok jagung impor tersebut ke dalam negeri. Ketiga negara tersebut adalah Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina.

Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi sebelumnya mencatat, neraca jagung nasional pada empat bulan terakhir mengalami defisit.

Arief pun meminta Badan Pusat Statistik untuk merilis hasil pendataan produksi jagung di dalam negeri secara tahun berjalan. Hal tersebut penting untuk memperbarui neraca jagung nasional yang saat ini masih mencatatkan surplus 5,5 juta ton.

"Kalau nanti ada berita Plt Menteri Pertanian sukanya mengimpor, tidak. Saya sampaikan ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan jagung pakan," katanya dalam konferensi pers peluncuran Gerakan Pangan Murah, Senin (16/10).

Berdasarkan paparan Bapanas, proyeksi produksi jagung sepanjang 2023 mencapai 18,19 juta ton dengan rencana impor sejumlah 606.329 ton. Sementara itu, total kebutuhan jagung tahun ini mencapai 16,67 juta ton.

Surplus dalam neraca jagung tahun ini disebabkan oleh stok jagung awal 2023 yang mencapai 4,06 juta ton. Dengan demikian, ketahanan stok jagung sepanjang tahun adalah 84 ton per hari.

Meski demikian, neraca tersebut belum diperbarui dengan realisasi produksi sejak awal paruh kedua 2023. Arief menekankan, posisi pemerintah saat ini tidak harus mempertahankan surplus meski produksi di dalam negeri tetap harus diperbaiki.

"Kami harus jelaskan kondisi hari ini produksi jagung berkurang karena El Nino, kurang air, bibitnya kurang bagus, dan pupuknya enggak sampai. Itu akan kami perbaiki," ujarnya.

Reporter: Andi M. Arief