Memasuki Musim Hujan, Ini Antisipasi Kereta Cepat Whoosh

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Ilustrasi, warga berfoto di depan kereta cepat setibanya di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Sabtu (16/9/2023).
Penulis: Agung Jatmiko
11/11/2023, 17.57 WIB

Indonesia mulai memasuki musim hujan, terlihat dari perkiraan BMKG yang menyebutkan hujan dengan intensitas ringan hingga lebat akan melanda mayoritas kota-kota besar di Indonesia.

Mulai datangnya musim penghujan ini, juga menjadi ajang pembuktian Kereta Cepat Whoosh yang akan pertama kali menghadapi cuaca buruk dalam perjalannya. Sebelumnya, pengalaman menghadapi hujan kereta cepat yang baru diresmikan pada 1 Oktober lalu ini, baru sebatas uji coba pada November 2022 lalu.

Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China Eva Chairunisa mengatakan, perusahaan telah mengantisipasi datangnya musim hujan dengan mempersiapkan berbagai instrumen untuk melindungi kereta cepat dari bahaya.

Beberapa instrumen yang dimaksud, antara lain Disaster Monitoring Center, sensor pendeteksi ancaman keselamatan seperti benda asing di sepanjang trase, dan Disaster Monitoring Terminal di Tegalluar sebagai pusat pengelolaan data kebencanaan.

"KCIC juga memiliki pusat pengelolaan data yang dilengkapi dengan perangkat canggih untuk memantau dan mengelola semua aspek keamanan. Ini adalah komitmen kami untuk memberikan kontrol yang ketat atas situasi apapun yang mungkin terjadi," kata Eva dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (11/11).

Ia menambahkan, kereta cepat telah didesain untuk mampu beroperasi optimal di negara empat musim maupun dua musim melalui sensor-sensor terkait hujan dan petir yang terpasang. Konstruksi maupun KCIC400AF juga telah disesuaikan dengan kondisi iklim tropis yang ada di Indonesia.

Untuk mendeteksi ancaman dari hujan, KCIC memasang sensor setiap 20 km di sepanjang trase, yang akan mengirim data terkait intensitas hujan ke pusat kendali.

"Jika curah hujan yang terdeteksi berpotensi menimbulkan ancaman, maka tindakan mitigasi pun dapat segera dilakukan salah satunya melalui menurunkan kecepatan maksimal perjalanan," ujarnya.

Eva menjelaskan, selain sensor untuk mendeteksi intensitas hujan, KCIC juga memasang 17 unit sensor yang bisa mengukur arah dan kecepatan angin. KCIC juga telah menggunakan Lightning Protection System, untuk meningkatkan keamanan perjalanan di tengah sambaran petir.

Dalam hal konstruksi, KCIC akan terus memastikan jalur kereta cepat memiliki drainase yang baik, sehingga tingginya curah hujan tidak akan membahayakan jalur kereta cepat.

Sebagai informasi, jalur kereta cepat terdiri dari 82,7 km jalur layang, 42,7 km jalur di atas tanah, dan 13 terowongan dengan total panjang terowongan 16,8 km. Seluruh prasarana pada jalur Kereta Cepat Whoosh dipastikan dalam kondisi yang andal dan siap menghadapi musim penghujan ini.

"Berbagai fitur yang diterapkan pada Kereta Cepat Whoosh digunakan untuk dapat mengantisipasi berbagai potensi gangguan eksternal yang dapat menghambat hingga membahayakan perjalanan Kereta Cepat Whoosh," kata Eva.

Sebagai tambahan pengamanan, di sepanjang jalur yang dilalui Kereta Cepat Whoosh juga dilengkapi pagar pengamanan untuk sterilisasi jalur. Keberadaan pagar ini untuk mencegah masuknya orang yang tidak berkepentingan atau hewan melintas, yang dapat membahayakan keselamatan perjalanan.

Selain pagar pengaman, KCIC juga memasang CCTV di sepanjang jalur dan menyiagakan petugas untuk pengamatan langsung di lapangan. Melalui langkah tersebut, dimungkinkan melakukan respons yang cepat terhadap situasi darurat, serta mendeteksi jika ada pergerakan benda asing atau hal lain yang membahayakan keselamatan.