RI akan Berguru ke Thailand dan Singapura untuk Dorong Wisata Belanja

ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/aww.
Ilustrasi. Pemerintah ingin mendorong wisata belanja di Tanah Air.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
16/1/2024, 17.45 WIB

Pemerintah berencana untuk mengembangkan wisata belanja di Tanah Air.  Salah satu langkah yang akan dilakukan pemerintah adalah mempelajari kebijakan industri ritel di negeri jiran, seperti Singapura dan Thailand.

"Tugas Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia adalah juga  mendorong  wisata belanja di dalam negeri,"  dalam sebelum Musyawarah Nasional Hippindo, Selasa (16/1).

Airlangga mengatakan, Thailand dan Singapura menggunakan wisata belanja untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke kedua negara tersebut. Di sisi lain, industri pariwisata di Indonesia  masih mengandalkan kekayaan alam.

Selain wisata belanja, menurut Airlangga, wisata kuliner di Indonesia juga harus dikembangkan sebagaimana sejumlah negara lain yang sudah lebih maju. Salah satu langkahnya adalah menaikkan derajat restoran-restoran di dalam negeri oleh lembaga pemeringkat internasional.

Berdasarkan laman resmi pemeringkat restoran internasional Michelin Guide, belum ada restoran berbintang di Indonesia. Restoran berbintang di ASEAN, mayoritas ditemukan di Singapura dan Thailand.

"Pemeringkatan ini biar menjadi brand image untuk pariwisata di Indonesia dan untuk menjaga agar bisnis ritel di dalam negeri tumbuh," katanya.

Selain wisata belanja dan kuliner, menurut Airlangga, pemerintah juga meminta  mendorong peritel di dalam negeri untuk membantu pariwisata kesehatan di dalam negeri. Salah satu cara yang ditawarkan Airlangga adalah menjaga pasokan obat-obatan di apotek.

Airlangga menilai kesehatan akan menjadi salah satu sektor perubahan perilaku konsumen pada 2024-2030. Airlangga mengatakan salah satu faktor perubahan perilaku konsumen tersebut adalah peningkatan pendapatan  per kapita.

Ia memproyeksikan pendapatan per kapita pada tahun ini mencapai US$ 5.500. Angka tersebut diperkirakan terus naik hingga 2030 menjadi US$ 10.000.

"Jadi yang menunjang kebutuhan hidup sehat dan hidup bahagia adalah ketersedian obat di berbagai toko ritel," ujarnya.

Di sisi lain, Menteri Pariwisata Sandiaga S Uno mengatakan pemerintah akan fokus mengembangkan destinasi wisata berbasis green tourism atau pariwisata hijau pada tahun 2024. Kegiatan wisata tersebut sama sekali tidak merusak alam, namun justru akan berbasis lingkungan.

Sandiaga mengatakan, wisata berbasis lingkungan ini nantinya menciptakan peluang kerja serta memberikan dampak sosial bagi masyarakat di setiap daerah. Pariwisata hijau juga akan dijalankan melalui tata kelola yang baik.

“Kami berkomitmen sejak awal karena pariwisata ini adalah bagian dari transformasi Indonesia Emas 2045. Jadi kualitasnya ditingkatkan dan juga keberlanjutan lingkungannya diprioritaskan,” katanya.

Reporter: Andi M. Arief