Pemerintah tengah berupaya mendorong produksi pangan di dalam negeri, terutama komoditas beras. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut, salah satu yang akan dilakukan adalah dengan mendorong percepatan optimalisasi lahan rawa, antara lain di Sumatera Selatan.
“Jika dulu produktivitas lahannya 5 ton per hektare maka nanti setelah optimalisasi produktivitas akan menjadi 10 ton per hektare,” kata Amran seperti dikutip dari Antara, Jumat (1/3)
Amran menjelaskan, Sumatera Selatan memiliki lahan seluas 100 ribu hektare yang akan dijadikan pertanian modern. Optimalisasi lahan rawa, menurut dia, tak hanya meningkatkan produksi tetapi juga menekan biaya pertanian hingga 60% atau minimal 50% karena menggunakan mesin.
“Upaya ini dilakukan melalui peningkatan indeks pertanaman (IP) dengan menggunakan varietas unggul baru padi yang adaptif, dipadukan dengan mekanisasi pertanian untuk rawa,” ujar Mentan.
Amran mengatakan, salah satu sasaran utama optimalisasi lahan rawa yang dilakukan di Sumsel yakni meningkatkan indeks pertanaman yang masih rendah dari 1 menjadi 3 kali dalam setahun. Dengan demikian, ia berharap terdapat tambahan produksi beras sebesar 1 hingga 2 juta ton khusus dari Provinsi Sumsel.
“Uni bisa menyelesaikan 30% persoalan negara terkait impor, hanya dari Sumatera Selatan saja. Jadi, lokasi yang sedang kita kembangkan di Sumsel ini akan menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional,” kata Mentan.
Selain itu, dalam peningkatan produktivitas pangan, Mentan mengatakan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas diputuskan bahwa kuantum pupuk subsidi tahun 2024 naik dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton.
“Jadi petani tidak perlu khawatir untuk segera melakukan pertanaman. Karena pupuk sudah ditambah menjadi dua kali lipat. Dalam tiga bulan ke depan saya mengajak petani Sumsel segera tanam, benihnya akan kita berikan gratis namun jika setelah 3 bulan tapi tidak tanam maka kesempatan ini hangus,” kata Mentan.
Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan rawa seluas 3,36 juta hektare.“Kegiatan yang dapat dilakukan di lahan rawa adalah pengembangan infrastruktur air dan lahan, mekanisasi pertanian pratanam dan pasca panen, serta penyediaan sarana produksi,” kata Agus.
Agus mengatakan peningkatan produksi pangan pada lahan rawa memang belom dilakukan secara optimal. Ia berharap program optimalisasi lahan rawa dari Kementerian Pertanian akan membantu petani dalam meningkatkan produktifitas panen.