SKK Migas Tinjau Ulang Target Produksi Minyak 1 Juta Barel pada 2030

kilang minyak, produksi minyak, target produksi minyak
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Ilustrasi. Produksi minyak ditargetkan mencapai satu juta barel minyak per hari (bph), sedangkan gas mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (mmscfd) pada tahun tersebut.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
13/3/2024, 17.09 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi akan meninjau ulang target produksi migas pada 2030. Produksi minyak ditargetkan mencapai satu juta barel minyak per hari (bph), sedangkan gas mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (mmscfd) pada tahun tersebut.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, terjadi banyak dinamika dalam mencapai target tersebut. Pemerintah menetapkan target tersebut pada 2019, sebelum pandemi Covid-19. 

“Ini kami lakukan dan kami sebetulnya sudah mendapatkan resumenya. Intinya kira-kira mungkin mundur antara dua sampai tiga tahun karena diakibatkan pandemi yang kita hadapi,” kata Dwi saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII di DPR, Rabu (13/3). 

Dwi mengatakan, pihaknya telah menijau ulang target ini dengan melakukan kajian bersama beberapa ahli baik dari perguruan tinggi maupun pihak lainya. "Nanti pada saatnya akan kami sampaikan dan laporkan ke komisi VII,” ujarnya.

Kendati demikian, Dwi menyampaikan pihaknya tetap berusaha untuk mencapai target 2030 dengan melakukan ploting atas proyek-proyek migas potensial.

“Kami memplotkan hingga 2027. Jadi proyek-proyek apa saja di minyak dan gas yang akan onstream di 2027 yang berpotensi meningkatkan produksi yang kita targetkan,” ucapnya.

Dwi menanggapi kritik dari salah satu anggota DPR yang mempertanyakan target ambisius pemerintah untuk mencapai produksi minyak 1 juta barel di tengah tren penurunan produksi. 

“Target satu juta barel itu kenapa tidak kita revisi saja? Karena itu terlalu optimis,” kata Anggota Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman dalam Rapat Dengar Pendapat SKK Migas bersama Komisi VII DPR RI yang dipantau secara daring pada Rabu (13/3).

Menurut Maman, kinerja produksi migas justru tidak menunjukkan tanda-tanda mencapai target tersebut. “Sampai hari ini kita lihat waktu kurang lebih tinggal 6 tahun lagi trennya tidak menunjukkan ke arah sana. Trennya justru malah menurun,” ujarnya. 

Reporter: Mela Syaharani