Perum Bulog menyatakan penyerapan beras lokal untuk Cadangan Beras Pemerintah atau CBP akan disetop akhir bulan ini. Pasalnya, harga gabah di tingkat petani kini telah naik menjadi Rp 6.500 per kilogram.
Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan Bulog masih dapat menyerap gabah untuk CBP di Sentra Penggilingan Padi hingga Rp 6.000 per kg. Menurutnya, peningkatan harga gabah membuat kemampuan Bulog menyerap gabah lokal semakin rendah lantaran aturan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
"Sebentar lagi pengadaan beras dari dalam negeri untuk CBP akan turun dan skema pembelian akan berganti menjadi untuk kebutuhan komersial," kata Suyamto, di Jakarta, Rabu (22/5).
Suyamto menilai kenaikan harga gabah disebabkan oleh produksi beras nasional yang mulai menipis bulan ini. Sebelumnya, Bulog telah menyerap 427.279 ton dari target 600.000 ton hingga 8 Mei 2024.
Sebanyak 371.674 ton beras lokal yang diserap ditujukan sebagai CBP, sedangkan 55.604 ton untuk keperluan komersial Bulog. Bulog setidaknya akan menyerap 900.000 ton beras lokal pada tahun ini.
Akan tetapi, Suyamto memproyeksikan neraca produksi beras di dalam negeri pada semester pertama akan minus hingga dua juta ton. Dengan kata lain, volume produksi beras lokal akan lebih rendah hingga dua juta ton dari total kebutuhan nasional.
Oleh karena itu, Suyamto menekankan berhentinya penyerapan beras lokal oleh Bulog bukan disebabkan oleh kenaikan Harga Eceran Tertinggi atau HET beras pada bulan depan. Kenaikan HET beras justru membantu proses bisnis Bulog.
Untuk diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) berencana menargetkan relaksasi Harga Eceran Tertinggi atau HET beras medium saat ini menjadi HET tetap. Pemerintah sebelumnya menaikkan HET beras medium dari Rp 10.900 per kilogram menjadi Rp 12.500 per kg hingga akhir bulan ini.
Suyamto menjelaskan harga beras lokal yang kini dinikmati Bulog telah mencapai Rp 11.000 per kg. Menurutnya, perlu ada margin setidaknya 12% atau Rp 1.320 per kg untuk kebutuhan distribusi ke para pengecer di pasar.
"Karena harga jual ke Bulog naik menjadi Rp 11.000 per kg, seharusnya harga beras yang dijual ke konsumen naik jadi setidaknya Rp 12.000 per kg," katanya.
Serapan beras lokal oleh Bulog pada 2020-2021 menembus 1,2 juta ton. Angka tersebut susut menjadi 994.651 ton pada 2022 dan 1,06 juta ton pada tahun lalu.
Sebelumnya, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Epi Sulandari memaparkan Bulog menargetkan 99% dari target serapan beras lokal bulog atau 593.634 ton berhasil diserap pada bulan ini. Seluruh beras tersebut direncanakan berasal dari delapan wilayah, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Barat, Nusa Tenggara Barat, Lampung, DI Yogyakarta, serta Sumatra Selatan, dan Bangka Belitung.
Reporter: Andi M. Arief