Asosiasi Peritel Ungkap Penyebab Matahari Tutup Dua Gerai di Tangerang
Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia atau Hippindo menduga tutupnya gerai Matahari di Mall Balekota dan WTC Serpong disebabkan oleh banjirnya tekstil impor ilegal. Dugaan ini muncul karena produk yang ditawarkan Matahari merupakan tekstil lokal.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah membagi peritel di dalam mal menjadi tiga kelompok, yakni restoran, makanan dan minuman, dan fashion. Menurutnya, hanya sektor fesyen yang belum membaik dari pandemi Covid-19, sedangkan sektor restoran dan makanan dan minuman telah pulih.
"Matahari ini kan banyak produk lokalnya. Masalahnya adalah banjirnya barang-barang impor ilegal yang masuk ke Indonesia tanpa bayar pajak dan syarat," kata Budiharjo kepada Katadata.co.id, Senin (1/7).
Ia menjelaskan, produk lokal di Matahari tidak bisa bersaing lantaran harga produk impor ilegal lebih murah akibat rendahnya beban impor. Oleh karena itu, Budiharjo mendorong pemerintah untuk memperketat dan memberantas barang-barang impor ilegal.
Budiharjo pada saat yang sama menyarankan agar arus produk fashion bernilai tinggi diperlancar. Sebab, produk-produk tersebut belum mampu diproduksi di dalam negeri.
Ia juga mengatakan bahwa produk fashion impor bernilai tinggi merupakan faktor yang menarik wisatawan mancanegara ke dalam mal. Selain itu, wisatawan lokal pada akhirnya tidak akan berbelanja ke luar negeri jika produk fashion impor bernilai tinggi ada di dalam negeri.
"Produk-produk fashion bernilai tinggi harus dikasih kemudahan untuk masuk ke dalam negeri, karena itu menjadi traffic puller," ujarnya.
Cara Peritel Bertahan di Mal
Di sisi lain, Budi menilai tutupnya dua gerai Matahari di Tangerang merupakan hal yang normal dari sisi bisnis. Mayoritas peritel di dalam mal sedang melakukan efisiensi.
Selain itu, sebagian besar peritel di dalam mal sedang menfubah konsep berjualannya, seperti mendirikan cafe di dalam gerai atau memberikan tempat khusus pada satu merek. Konsep lain adalah memperkuat keberadaan ritel di pasar daring.
Budi mencontohkan, banyaknya gerai Hypermart yang tutup dan pada saat yang sama bermunculan minimarket di penjuru negeri. Oleh karena itu, Budi menekankan konsep-konsep usaha di industri ritel sangat dinamis.
"Mungkin Matahari akan melakukan perubahan konsep dan saya percaya Matahari sebagai peritel besar yang telah mengakar dan memiliki barang-barang berkualitas mampu beradaptasi dalam perubahan-perubahan ini," katanya.