Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap rencana pengembangan (POD) blok migas South Andaman dapat setujui pada akhir tahun ini. Dengan begitu, proses produksinya bisa segera dilakukan.
“Sehingga onstream [produksinya] diharapkan pada 2028,” kata Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Managemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat (19/7).
Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat dua temuan gas besar di Blok South Andaman yang berada di lepas pantai bagian utara Pulau Sumatra.
Seperti temuan gas dengan potensi lebih dari 6 triliun kaki kubik (tcf) gas-in-place di sumur eksplorasi Layaran-1 dan potensi lebih dari 2 tcf gas in place di sumur Tangkulo-1. Kedua potensi gas ini ditemukan oleh Mubadala Energy.
Benny mengatakan, saat ini SKK Migas sedang melakukan akselerasi untuk mempercepat dua potensi gas ini segera diproduksi. “Nanti rencananya memang kami akan pecah Layaran menjadi beberapa bagian, seperti Layaran-1, Layaran.-2, dan juga sumur Tangkulo,” ujarnya.
Dia menyebut pemecahan ini sudah masuk dalam diskusi-diskusi awal antara SKK Migas dengan Mubadala Energy. Dari pemecahan tersebut, sumur yang akan diproduksikan dalam fase satu untuk pertama kali adalah Tangkulo.
Kemudian baru masuk ke full skill dari lapangan-lapangan yang lain seperti Layaran satu, dua, dan lain-lain. Oleh karena itu, Benny berharap POD South Andaman ini dapat terlaksana pada akhir tahun ini.
Pertamina Akan Dilibatkan
Dengan potensi yang besar ini, PT Pertamina (Persero) didorong untuk ikut serta mengelola Blok Andaman. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut langkah tersebut demi mempercepat produksi blok migas tersebut.
“Kalau pemerintah ingin melihat mana yang memberikan hasil terbaik,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di Direktorat Jenderal Migas, Jakarta, Jumat (14/6).
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, investor asing yang mengelola Blok Andaman berharap Pertamina dapat turut berpartisipasi. "Karena mereka jadi dapat berkolaborasi dengan pihak yang memiliki pengalaman," ucapnya pada pekan lalu.
Menanggapi rencana itu, Pertamina mengatakan saat ini masih berproses. “Masih pembahasan komprehensif,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso kepada Katadata.co.id.