Rupiah Berpeluang Menguat Hari Ini Meski Dibuka Loyo

Fauza Syahputra|Katadata
Ilustrasi. Rupiah melemah bersama won Korea Selatan dan peso FIlipina.
Penulis: Rahayu Subekti
Editor: Agustiyanti
25/7/2024, 09.37 WIB

Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan pagi ini (25/7) ke level 16.260 per dolar AS. Kondisi politik Amerika Serikat (AS) memengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah karena dolar AS terus menguat.

Meskipun demikian, Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah hari ini memiliki peluang untuk menguat meskipun tipis.  "Hari ini kemungkinan terapresiasi tipis ke antara Rp 16.162 hingga Rp 16.262 per dolar AS," kata Fikri kepada Katadata.co.id, Kamis (25/7). 

Berdasarkan data Bloomberg  pada pukul 09.30 WIB, rupiah melemah 0,28% atau 45 poin dibandingkan penutupan kemarin. Sementara mata uang Asia bergerak bervariasi. Yuan Cina dan ringgit Malaysia menguat masing-masing 0,01% dan 0,03%, sedangkan won Korea Selatan dan peso Filipina melemah masing-masing 044% dan 0,15%. 

Fikri menuturkan, pergerakan nilai tukar rupiah hari ini dipengaruhi appetite asing yang meningkat, khususnya ke SRBI atau Sekuritas Rupiah Bank Indonesia. Hal itu ditunjukkan awarded yield yang turun signifikan jika dibandingkan lelang sebelumnya.

"Perilaku wait and see jelang rilis GDP AS nanti malam juga akan mempengaruhi," ujar Fikri.

Sementara itu, analis pasar uang Lukman Leong memroyeksikan rupiah masih akan melemah hari ini terdapat dolar AS. Hal itu karena adanya sentimen risk off di pasar ekuitas.

"Namun perlemahan akan terbatas, investor masih cenderung wait and see menantikan data PDB AS malam ini. Rupiah berkisar Rp 16.200 sampai Rp 16.300 per dolar AS hari ini," kata Lukman. 

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan indeks dolar AS terlihat masih berkonsolidasi. Ariston menyebut pagi ini dolar AS kembali lagi di kisaran 104,29 yang lebih rendah dari pergerakan pagi kemarin pada kisaran 104.40-an.

“Pelaku pasar kelihatannya masih menantikan pertunjuk lebih lanjut dari data-data penting AS yang akan dirilis hari Kamis dan Jumat malam ini yaitu data PDB kuartal II 2024 dan data indikator inflasi,” ujar Ariston. 

Selain menantikan kejelasan pemangkasan suku bunga acuan AS, beberapa faktor masih memicu penguatan dolar. Hal itu seperti perkembangan pemilu AS dan situasi perang di Timur Tengah dan Ukraina.

“Potensi pelemahan hari ini berada pada kisara Ro 16.250 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp 16.180 per dolar AS,” kata Ariston. 

Reporter: Rahayu Subekti