Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan indeks efisiensi investasi nasional atau ICOR dapat ditekan menjadi 4% pada 2028. Pada 2023, ICOR Indonesia tercatat 6,3%, melemah dibandingkan tahun sebelumnya 6,02%.
ICOR atau Incremental Capital Output Ratio adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara pertumbuhan ekonomi dengan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan tersebut. Semakin kecil angka ICOR, biaya investasi yang harus dikeluarkan semakin efisien juga untuk menghasilkan output tertentu.
Airlangga berencana fokus mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus bidang industri untuk menurunkan ICOR Indonesia. Penurunan angka ICOR tidak bisa dilakukan secara singkat lantaran dampak sebuah investasi memerlukan waktu.
"Rata-rata ICOR di KEK sebetulnya telah mencapai sekitar 3%. Jadi, kami perlu menggerakan lebih banyak aktivitas di KEK," kata Airlangga dalam IBC Business Competitiveness Outlook 2025, Senin (13/1).
Airlangga mencontohkan salah satu KEK dengan ICOR rendah, yakni Indonesia Weda Bay Industrial Park sebesar 2%. Airlangga mencatat investasi di IWIP telah mencapai US$ 16 miliar dalam 6 tahun terakhir dengan nilai ekspor US$ 8 miliar per tahun.
Dia mengatakan KEK yang menjadi fokus pemerintah dalam waktu dekat adalah di bidang manufaktur, khususnya yang tergabung dalam program hilirisasi mineral kritis. Sebab, KEK pada sektor lainnya memiliki permasalahan yang harus diselesaikan sebelum dapat menekan ICOR.
Salah satu sektor yang dimaksud adalah KEK Pariwisata, sebab sektor tersebut harus memiliki fasilitas transportasi udara yang baik. Pada saat yang sama, Airlangga menilai industri penerbangan kini memiliki masalah ketersediaan pesawat di dalam negeri.
Kementerian BUMN mendata industri penerbangan nasional membutuhkan pengoperasian 750 unit pesawat terbang. Hingga akhir 2023, total pesawat yang operasional di dalam negeri baru mencapai 420 unit.
Airlangga berpendapat pengembangan KEK Pariwisata dapat membuahkan hasil yang cepat bagi pemerintah. "Namun kunci dari KEK Pariwisata adalah fasilitas angkutan udara. Kini kapasitas jumlah pesawat pre dan post covid masih berbeda," ujarnya.
Menurut Airlangga, Indonesia menjadi destinasi investasi yang cukup menarik bagi investor dibandingkan kawasan lain. Sebab, Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar di Asia Tenggara yang baru melewati transisi kekuasaan dengan mulus.
Pada saat yang sama, Airlangga menilai Eropa masih belum menyelesaikan konflik antara Ukraina dan Rusia. Senada, konflik Palestina dan Israel membuat kawasan Timur Tengah belum menemukan kedamaian.
Adapun Airlangga memperkirakan tensi geopolitik antara Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko meningkat seiring pelantikan Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald J. Trump. Maka dari itu, Airlangga menilai Asia Tenggara menjadi wilayah yang menarik dengan kondisi yang damai selama 20 tahun terakhir.
"Indonesia menawarkan kestabilan politik sebagai salah satu demokrasi terbesar di wilayah," ujarnya.
KEK Malaysia-Singapura
Pekan lalu, Selasa (7/1),pemerintah Malaysia dan Singapura resmi bekerja sama memabngun KEK Johor-Singapura. Kedua pemerintah tersebut memberikan tiga insentif pajak dalam KEK tersebut.
Untuk diketahui, KEK Johor-Singapura akan fokus mengembangkan manufaktur bidang inovasi digital, seperti kecerdasan buatan hingga komputasi kuantum. Airlangga menilai langkah yang diambil oleh dua negeri jiran tersebut adalah keberhasilan Indonesia.
Airlangga mengatakan latar belakang pendirian KEK tersebut adalah langkah pemerintah Malaysia untuk meniru keberhasilan Indonesia dalam pengembangan mineral kritis melalui KEK. Di samping itu, Airlangga menilai KEK sektor yang sama telah dibangun pemerintah di Batam, Kepulauan Riau.
"Tentu kami tidak bisa melarang lain meniru kesuksesan penggunaan KEK. Solusi yang akan kami lakukan adalah bersaing dengan KEK besutan Malaysia dan Singapura tersebut," katanya.