McDonald's dan Starbucks Layani Pelanggan di Tiongkok 'Tanpa Kontak'

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Starbucks menyarankan pelanggan di Tiongkok untuk memesan kopi melalui aplikasinya dan kemudian menunggu di luar kafe sampai mereka menerima pemberitahuan.
Penulis: Agustiyanti
17/2/2020, 08.11 WIB

McDonald's, Starbucks, dan perusahaan makanan cepat saji lainnya kini menggunakan metode layanan pengambilan dan pengantaran makanan/minuman 'tanpa kontak' di Tiongkok. Hal ini dilakukan guna menjaga karyawannya tetap aman dari wabah virus corona.

McDonald's menjelaskan pihaknya kini telah menerapkan pengambilan makanan/minuman tanpa kontak manusia. Demikian pula dengan pengiriman Big Mac, kentang dan menu lainnya.

Untuk layanan pengiriman makanan, pengantar akan menurunkan paket McDonalds di pintu masuk gedung atau rumah, mendisinfeksi kantong pengiriman, dan mencuci tangan lebih sering.

Para pengantar makanan juga membawa kartu identitas yang menunjukkan bahwa orang yang membuat dan mengantar makanan telah menjalankan pemeriksaan suhu tubuh. Hal tersebut dilakukan untuk membuktikan bahwa mereka tidak demam yang merupakan salah satu gejala terinfeksi virus corona.

"Kami akan melihat bagaimana langkah selanjutnya, langkah-langkah pencegahan yang ditingkatkan ini berlaku untuk seluruh layanan kami," tulis Mcdonald dalam pernyataan resmi seperti dikutip dari Reuters, Senin (17/2).

Virus mirip flu ini telah menginfeksi lebih dari 68.500 orang di seluruh dunia dan membunuh 1.655 orang pada Minggu (16/2). Sebagian besar korban berada di Provinsi Hubei, Tiongkok yang merupakan pusat endemi dan kini tengah diisolasi.

(Baca: Korban Tewas Corona Jadi 1.523, Tiongkok Kecam Reaksi Berlebihan Dunia)

Beberapa kota besar di Tiongkok masih menyerupai kota hantu di tengah upaya pemerintah Negara Tembok Raksasa itu untuk mengembalikan perekonomiannya.

Pada awal Februari, 83% dari semua toko di platform pengiriman Meituan-Dianping, salah satu yang terbesar di negara itu ditutup. Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok juga merekomendasikan pembatasan kontak manusia dalam pengiriman barang.

Starbucks menyarankan pelanggan memesan kopi melalui aplikasinya, kemudian menunggu di luar kafe sampai mereka menerima pemberitahuan. Pesanan ditempatkan di atas meja tepat di dalam pintu masuk kafe.

Jika mereka masuk ke lokasi Starbucks, suhu pelanggan akan dicek di ambang pintu karena demam adalah salah satu gejala utama infeksi. Sementara itu, barista menggunakan masker.

Untuk pengiriman, Starbucks mengatakan secara teratur mensterilkan kontainer. Suhu tubuh pengantar minuman rutin dicek, staf di dalam ruangan harus mencuci tangan setiap 30 menit, dan area umum disterilkan setiap 2 jam.

(Baca: Bebas Virus Corona, WNI yang Diobservasi di Natuna Pulang Siang ini)

Saat ini, pengiriman Starbucks disediakan oleh ele.me, yang dimiliki oleh raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd.

Yum China Holdings Inc meluncurkan pengiriman tanpa kontak pada 30 Januari yang kini telah diterapkan untuk KFC dan Pizza Hut.

Langkah-langkah tersebut menggambarkan bagaimana perusahaan cepat beradaptasi untuk menjual makanan siap saji sambil menjaga orang tetap aman dari wabah.

Sebenarnya sudah terdapat layanan pengiriman tanpa kontak manusia di Tiongkok sebelum penyebaran wabah. Kurir akan menaruh paket di pintu rumah konsumen atau menempatkan paket di loker untuk diambil kemudian. Namun sejak wabah terjadi, banyak kompleks perumahan yang membatasi akses pengantar paket dan meminta pelanggan untuk mengambil paket sendiri.

(Baca: Ekspansi Gerai Baru Starbucks, MAPB Targetkan Penjualan Tumbuh 20% )

Dalam layanan pengiriman sebelumnya, pengantar meletakkan makanan kemudian melangkah mundur, menunggu pelanggan untuk mengambil, dan kemudian pergi.

Ada pula pelanggan yang meminta pengantar untuk meletakkan parsel di lift menekan tombol untuk lantai yang ditunjuk. Kemudian pelanggan meraih paket ketika pintu terbuka, tidak ditemani oleh kurir.

Yum China menyebut penyebaran wabah virus corona telah mempercepat peluncuran layanan pengiriman tanpa kontak di Tiongkok. Layanan ini kini telah diterima dengan baik oleh pelanggan dan memainkan peran penting dalam memastikan bisnis pengiriman bertahan selama periode lalu lintas makanan yang kini berkurang signifikan.

Pada awal epidemi, bisnis pengiriman makanan terpukul karena pelanggan khawatir risiko kontak dengan pengemudi akan membuat mereka terinfeksi. Kasus kurir didiagnosis dengan virus setelah bekerja selama berhari-hari muncul di kota Shenzhen dan Qingdao.