908 Orang Tewas akibat Corona, Pekerja di Tiongkok Mulai Beraktivitas

ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee
Ilustrasi. WHO telah mengirimkan tim ahli ke Tiongkok seiring jumlah korban virus corona yang terus bertambah.
Penulis: Agustiyanti
10/2/2020, 11.58 WIB

Para pekerja di Tiongkok mulai kembali ke kantor dan pabrik pada Senin (10/2) seiring kebijakan Beijing melonggarkan pembatasan untuk bekerja dan bepergian. Hingga kini, wabah virus corona telah menewaskan lebih dari 900 orang, sebagian besar di Daratan Tiongkok.

Dikutip dari Reuters, kematian akibat virus corona pada Minggu (9/2) mencapai 97 orang, terbanyak sejak penyebaran virus pertama kali terdeteksi pada Desember di kota Wuhan, Provinsi Hubei. Total korban di Daratan Tiongkok mencapai 908 orang, sedangkan di seluruh dunia tercatat mencapai 910 orang dengan tambahan dua orang meninggal di Filipina dan Hong Kong. 

Berdasarkan data Komisi Kesehatan Nasional, terdapat 3.062 kasus infeksi baru membuat total kasus mencapai 40.171.

Pendemi telah menyebabkan gangguan besar di Tiongkok dan mengubah kota-kota yang semula penuh sesak menjadi kota hantu selama dua pekan terakhir. Penguasa Partai Komunis saat itu memerintahkan penutupan kota, menutup penerbangan, pabrik, dan sekolah.

Pihak berwenang telah mengatakan kepada para pengusaha untuk memperpanjang hari libur Tahun Baru Imlek selama 10 hari hingga akhir Januari. Sejumlah pekerja bahkan tetap tutup dan pekerja terus bekerja dari rumah pada Senin.

(Baca: Korban Meninggal Virus Corona Lampaui SARS, Rupiah Melemah Hari Ini)

Di salah satu jalur kereta bawah tanah yang biasanya tersibuk di Beijing, kereta sebagian besar kosong. Beberapa penumpang yang terlihat selama jam sibuk pagi hari, semua menggunakan masker.

Sekolah-sekolah di provinsi dan wilayah seperti Guangdong, Anhui, Zhejiang, Heilongjiang, Jiangsu, Shandong, Hebei, Jiangxi, dan Mongolia Dalam, serta Shanghai dan Chongqing akan ditutup hingga akhir Februari.

Sebuah tim ahli internasional yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuju Beijing untuk membantu menyelidiki epidemi tersebut.

Direktur jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus yang melakukan perjalanan ke Beijing untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping dan menteri-menteri Tongkok pada akhir Januari, kembali dengan kesepakatan pengiriman misi internasional. Namun, butuh hampir dua minggu untuk mendapatkan lampu hijau pemerintah terkait komposisi tim tersebut.

(Baca: Lampaui SARS, Korban Meninggal Akibat Virus Corona Tembus 812 Jiwa)

WHO tak mengumumkan komposisi tim, tetapi veteran WHO Bruce Aylward yang merupakan seorang ahli epidemiologi dan keadaan darurat Kanada, sedang menuju ke sana. Badan kesehatan tersebut mengumumkan wabah itu sebagai keadaan darurat global pada 30 Januari.

Wabah virus corona kini telah membunuh lebih banyak orang dibandingkan wabah SARS pada 2002/2003. Virus ini juga telah menyebar ke 27 negara dan wilayah, menurut hitungan Reuters berdasarkan laporan resmi. Terdapat 330 orang yang terinfeksi di luar daratan Tiongkok.

Pasien-pasien terbaru di luar Tiongkok, termasuk sekelompok warga negara Inggris yang tinggal di sebuah desa pegunungan di Haute-Savoie di Pegunungan Alpen, kata pejabat kesehatan Prancis, yang meningkatkan kekhawatiran akan infeksi lebih lanjut di seluruh Eropa.