Kronologi Ketegangan AS – Iran hingga Memicu Isu Perang Dunia Ketiga

ANTARA FOTO/REUTERS/Alaa al-Marjani
Pelayat menghadiri upacara pemakaman Mayor Jenderal Iran Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds dari Garda Revolusioner. dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al Muhandis, yang tewas dalam serangan udara di bandara Baghdad, di Kuil Suci Imam Ali di Najaf, Irak, Sabtu (4/1/2020).
Penulis: Pingit Aria
7/1/2020, 16.54 WIB

(Baca: Konflik AS-Iran, Video Ramalan Perang Dunia III pada 2020 Viral)

Tanker pembawa minyak Iran ditahan

Pada 4 Juli 2019, mariner, polisi dan agen bea cukai Kerajaan Inggris menyita sebuah kapal tangker di Gubraltar. Kapal itu dituduh melanggar sanksi Uni Eropa dengan membawa minyak mentah Iran ke Suriah.

Sebagai balasan, Iran menyita kapal tanker minyak Inggris pada 19 Juli 2019. Inggris kemudian mengumumkan kapal perang negara itu akan mengawal semua kapal berbendera Inggris melalui Selat Hormuz. Perubahan kebijakan yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Teluk.

Iran kembali melampaui batas stok uranium

Pada 30 Agustus 2019, PBB mengatakan Iran masih melampaui batasan yang ditetapkan oleh perjanjian nuklir.

AS kemudian menjatuhkan sanksi pada badan antariksa sipil Iran dan dua organisasi penelitian atas tuduhan mendukung program rudal balistik Teheran.

Serangan terhadap Aramco

Pada 14 September, pemberontak Houthi Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap dua fasilitas minyak utama Saudi Aramco: kilang Abqaiq dan ladang minyak Khurais, di Arab Saudi bagian timur. Serangan itu memangkas lebih dari setengah produksi minyak mentah Aramco.

Pompeo dengan cepat menyalahkan Iran. Namun, Iran membantahnya, dan menyebut tuduhan Pompeo sebagai alasan yang dicari-cari untuk kembali menjatuhkan sanksi ekonomi.

Kemudian, saat berbicara di depan Majelis Umum PBB di New York pada 24 September 2019, Trump mengecam Iran dan menyerukan agar negara-negara di seluruh dunia memperketat jerat ekonomi terhadap Iran.

"Salah satu ancaman keamanan terbesar yang dihadapi negara-negara yang cinta damai saat ini adalah rezim represif di Iran," katanya.

Kerusuhan meletus

Berbagai sanksi ekonomi yang dihadapi membuat pemerintah Iran terjepit. Kerusuhan di Iran meletus pada 15 November setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar hingga 300%.

Kerusuhan menyebar ke lebih dari 100 kota dan memakan korban jiwa. Berbicara kepada ribuan demonstran di ibu kota, Jenderal Hossein Salami pada 25 November 2019 menuduh AS, Inggris, Irak dan Arab Saudi telah memicu kerusuhan di negara itu.

Kantor berita resmi IRNA melaporkan pada 27 November 2019 bahwa agen keamanan Iran menangkap setidaknya delapan orang yang terkait dengan CIA selama kerusuhan.

Kontraktor AS terbunuh

Pada 27 Desember, serangan roket ke pangkalan militer Irak di Kirkuk menewaskan seorang kontraktor AS dan melukai beberapa personel AS dan Irak. AS menyalahkan Kataib Hezbollah, seorang milisi yang didukung Iran, atas serangan itu.

Dua hari kemudian, militer AS menyerang lokasi-lokasi milik Kataib Hezbollah di Irak dan Suriah. Sumber Aljazeerah mengatakan sedikitnya 25 orang tewas dan 55 lainnya cedera akibat serangan tersebut.

(Baca: Outlook 2020: Harapan di Tengah Ketidakpastian Global)

Unjuk rasa di kedutaan besar AS

Pada 31 Desember, para anggota dan pendukung kelompok paramiliter pro-Iran di Irak menerobos ke kompleks kedutaan besar AS di Baghdad, menghancurkan pintu utama dan membakar bagian-bagian perimeternya.

"Iran mengatur serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Irak. Mereka akan bertanggung jawab penuh," tulis Trump di Twitter.

Pembunuhan Soleimani

Pada 2 Januari 2020, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan bahwa ada indikasi bahwa Iran atau kelompok-kelompok yang didukungnya mungkin tengah merencanakan serangan lanjutan terhadap kepentingan AS di Timur Tengah. "Jika itu terjadi, maka kita akan bertindak,” katanya.

Kemudian, dalam serangan udara di bandara Baghdad di Irak pada pagi hari, 3 Januari 2020, AS membunuh Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds Iran, dan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan milisi yang didukung Iran.

Halaman: