Film Joker Penuh Kontroversi, Polisi AS Tingkatkan Keamanan

TWITTER @jokermovie
Poster film Joker pada saat pemutaran perdana di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) pada 29 September 2019. FIlm Joker menjadi kontrovesi di AS hingga polisi setempat meningkatkan keamanan.
5/10/2019, 14.12 WIB

Tyson Sheehan, siswa musik dari Australia mengatakan ingin menonton film tersebut setelah melihat cuplikan film. Namun dia jadi khawatir dengan isu yang diangkat dalam film, terutama jika dikaitkan dengan peraturan senjata api di AS yang dianggapnya cukup longgar.

Dia pun mengurungkan niat menonton film "Joker". "Ini benar-benar membuat saya mengurungkan niat untuk pergi ke bioskop dan menonton film tersebut. Setidaknya dalam minggu pertama atau kedua,"ujar Tyson.

Penonton di AS telah dilarang menggunakan topeng atau konstum di seluruh bioskop jaringan AMC dan Landmark. Sedangkan Alamo Drafthouse Cinema memperingatkan orang tua untuk tidak membawa anak-anak mereka ketika menonton film "Joker".

The Parents Television Council (PTC), pengawas media di AS, menyatakan peringatan yang sama pada Kamis lalu. " Orang tua mungkin merasa film ini kurang pantas bagi anak-anak biarpun film ini merupakan kelanjutan dari Batman," tulis PTC.

Studio film Warner Bros menyatakan pada pekan lalu bahwa film ini tidak mendukung kekerasan. "Itu bukan maksud dari film, pembuat film dan studio menyimpan karakter ini menjadi pahlawan," ujar Warner Bros dalam keterangan tertulis.

Di sisi lain, Sutradara "Joker" Todd Phillips mengkritik mereka yang menyerang film tanpa menontonnya. "Saya tidak membayangkan percakapan yang muncul di dunia. Saya rasa tak masalah jika film ini menjadi pembicaraan dan debat. Film ini adalah pernyataan, dan bagus untuk dibicarakan, tapi lebih bagus lagi jika kalian sudah menontonnya,"ujar Todd.

Terlepas dari kontroversinya, film ini diharapkan meraih pendapatan US$ 80 juta atau lebih pada minggu pertama penayangan di Amerika Utara.

(Baca: Sony dan Disney Sepakat, Spider Man Kembali Jadi Bagian Marvel)

Halaman: