Bank Sentral Eropa, The European Central Bank (ECB), memangkas suku bunga simpanannya dari minus 0,4% ke rekor terendah minus 0,5% dan memulai kembali program pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE). Stimulus tersebut diberikan guna mengatasi pertumbuhan ekonomi yang makin lesu di zona euro.
Dikutip dari Reuters, ini merupakan pertama kalinya ECB memangkas suku bunga sejak Maret 2019. Sementara, program QE kembali dihidupkan setelah sempat berhenti pada Desember 2018 lalu usai ECB membeli surat utang atau obligasi sebesar 2,6 triliun euro.
Adapun pada program QE kali ini, Bank Sentral Eropa itu rencananya akan membeli obligasi sebesar 20 miliar euro setiap bulan mulai November 2019.
(Baca: Investor Cemas Tunggu Kebijakan Bank Sentral Eropa, IHSG Turun 0,62%)
Meskipun meluncurkan sejumlah pelonggaran kebijakan, Gubernur ECB Mario Draghi memperingatkan pemerintah zona euro bahwa bank sentral tidak dapat memperbaiki prospek ekonomi zona itu sendiri. Ia mendesak pemerintah negara Eropa untuk turut mendorong ekonomi melalui kebijakan fiskal.
Menurut dia, ekonomi zona euro menghadapi perlambatan ekonomi yang lebih panjang dari proyeksi sebelumnya, terutama akibat perlambatan global. ECB memangkas perkiraan pertumbuhan di zona mata uang tunggal beranggotakan 19 negara tahun ini sebesar 10 basis poin menjadi 1,1 persen, dan sebesar 20 bps menjadi 1,2 persen untuk tahun 2020.
Baca: Kebijakan Trump Bikin Rupiah Menguat di Bawah 14 Ribu per Dolar AS)
ECB juga menurunkan perkiraan inflasi sebesar 10 bps menjadi 1,2 persen tahun ini, dan sebesar 40 bps 1,0 persen tahun depan. Lalu mengisyaratkan bahwa suku bunga dalam jangka panjang akan berada di level yang rendah lebih lama diperkirakan sebelumnya.
Sebelumnya, ECB mengatakan bahwa suku bunga tidak akan naik sebelum pertengahan 2020.