Waspadai Gelombang Kedua Corona, Tiongkok Perketat Pengawasan

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/foc/cf
Antrian warga untuk mengikuti tes Covid-19 di sebuah kota di Tiongkok.
Penulis: Ekarina
15/6/2020, 09.49 WIB

Huaxiang, sebuah wilayah di distrik yang sama dengan pasar makanan, telah meningkatkan risiko epidemi. Wilayah ini merupakan satu-satunya yang menerapkan siaga tinggi.  Status ini berarti tidak ada kegiatan ekonomi sampai wabah dikendalikan.

Mulai pukul 3 dini hari kemarin, terdapat sekitar 10 distrik di Beijing yang menaikkan risiko siaga mereka dari rendah ke sedang.

"Beijing tidak akan berubah menjadi Wuhan kedua, menyebarkan virus ke banyak kota di seluruh negeri dan membutuhkan penguncian," kata seorang pakar epidemi pemerintah kepada Health Times pada hari Minggu.

(Baca: Ilmuwan Tiongkok Sebut Vaksin Corona Bisa Digunakan Akhir Tahun Ini)

Zeng Guang, mantan kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China yang juga ahli senior di Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan wabah itu kemungkinan akan dikendalikan setelah lonjakan awal selama beberapa hari.

Sementara itu seorang ahli epidemiologi dari pemerintah mengatakan bahwa sekuensing DNA virus menunjukkan wabah terbaru di pasar bisa datang dari Eropa.

“Penilaian awal kami adalah virus berasal dari luar negeri. Kami masih belum dapat menentukan bagaimana sampai di sini. Itu mungkin karena makanan laut atau daging yang terkontaminasi, atau menyebar dari kotoran orang di pasar, " tulis ahli tersebut melalui media pemerintah.

Para pejabat mengatakan siapa pun yang pernah ke atau melakukan kontak dengan orang-orang yang telah ke Xinfadi sejak 30 Mei akan diminta untuk melapor ke kantor untuk melakukan tes Covid-19. Laporan dari  People's Daily menyebutkan masyarakat yang ingin melakukan test tampak mengantri panjang. 

Juru bicara otoritas kesehatan Beijing Gao Xiaojun mengatakan  siapa pun di kota itu yang demam akan dirujuk langsung untuk melakukan tes  corona tes darah dan CT scan.

Halaman: