Tiongkok Bangkit saat Resesi Global, Ekonomi Kuartal II Tumbuh 3,2%

ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang/nz/dj
Ilustrasi. Perekonomian Tiongkok mulai pulih pada kuartal II setelah mengalami kontraksi untuk pertama kali sejak 1992.
Penulis: Agustiyanti
16/7/2020, 18.16 WIB

Ekonomi Tiongkok tumbuh 3,2% pada kuartal kedua tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perekonomian Negeri Tirai Bambu ini mulai pulih dari kontaksi pada kuartal lalu seiring pelonggaran lockdown dan langkah stimulus untuk menahan dampak pandemi corona.

Pertumbuhan ini lebih tinggi dari perkiraan analis dalam jajak pendapat reuters sebesar 2,5% dan jauh lebih baik dari penurunan tajam hingga 6,8% pada kuartal pertama, kontraksi pertama sejak setidaknya 1992 ketika Tiongkok mulai merilis data PDB secara kuartal.

PDB Tiongkok pada kuartal II naik 11,5% dibanding tiga bulan pertama tahun ini. Lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 9,6% maupun penurunan yang mencapai 10% pada kuartal sebelumnya.

"Pemulihan dipimpin oleh stimulus pemerintah, yang sangat terfokus pada sisi industri. Konsumen tetap sangat berhati-hati. Kehati-hatian itu adalah sesuatu yang dilihat pasar pada negara-negara yang memiliki peran konsumsi rumah tangga yang tinggi pada pertumbuhan ekonom. Ini juga relevan dengan AS," kata Kepala Penelitian Tiongkok Bank OCBC Singapura dikutip, Rabu (16/7).

(Baca: Rupiah Loyo ke 14.625 per Dolar AS Imbas Data Ekonomi Tiongkok)

Dengan capaian ini, ia memperkirakan ekonomi Tiongkok sepanjang tahun ini berpotensi tumbuh 3%.

“Pendorong utamanya adalah ekspor netto, tidak hanya dari perspektif barang tetapi juga dari perspektif layanan," katanya.

Kepala Ekonomi Asia Oxford Hong Kong Louis Kuijs menyebut ekspansi Tiongkok pada kuartal II menekankan pemulihan ekonomi kuat yang tengah terjadi di negara tersebut.

"Kami berharap kenaikan akan berlanjut di semester kedua, didukung oleh peningkatan sentimen setelah keberhasilan menahan penularan Covid-19 dan melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter," katanya.

(Baca: Ekonomi Kuartal II Minus 12,6%, Singapura Masuk Jurang Resesi)

Ia memperkirakan ekonomi Tiongkok pada paruh kedua tahun ini akan tumbuh 6% sehingga tumbuh 2% hingga 2,5% untuk keseluruhan tahun.

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok terjadi di tengah kondisi suram perekonomian global pada kuartal kedua tahun ini seperti tergambar dalam databoks di bawah ini. Singapura bahkan mencatatkan ekonomi secara kuartalan anjlok 41,2%.

 


Tiongkok yang menjadi negara awal penyebaran virus sudah mengalami pukulan berat pada kuartal pertama lalu. Virus corona pertama kali merebak di Wuhan pada akhri Desember 2019 dan kemudian menyebar ke berbagai belahan dunia pada Februari. 

Bank Dunia memperkirakan perekonomian global pada tahun ini akan terkontraksi 5,2%, sementara IMF meramal ekonomi global akan minus 4,9%.