Uni Eropa Incar Tambahan Pasokan 1,8 Miliar Dosis Vaksin Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Stephanie Lecocq/Pool /AWW/sa.
Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis berbicara pada konferensi pers tentang transparansi ekspor dan mekanisme otorii vaksin COVID-19 di Komisi Eropa di Brussels, Belgia, Rabu (24/3/2021).
Penulis: Safrezi Fitra
10/4/2021, 17.40 WIB

Membatasi Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Sebelumnya, beberapa negara di Eropa mengumumkan pembatasan penggunaan vaksin AstraZeneca. Langkah ini diambil setelah adanya kasus pembekuan darah yang sangat langka pada wanita di bawah usia 60 tahun dalam waktu dua minggu setelah vaksinasi. Ini diduga merupakan efek dari vaksin AstraZeneca.

Italia adalah negara terbaru yang mengubah kebijakannya pekan ini. Negara tersebut hanya akan merekomendasikan penggunaan AstraZeneca untuk masyarakat yang berusia di atas 60 tahun.

Otoritas obat Eropa atau EMA mendapatkan 169 laporan per 4 April 2021. Laporannya terkait adanya cerebral venous sinus thrombosis (CVST) atau pembekuan darah dari otak.

Selain itu ada juga 53 kasus terkait splanchnic vein thrombosis (SVT) atau pembekuan pembuluh darah di bagian perut. Jumlah tersebut berasal dari 34 juta dosis vaksin di Inggris dan Eropa dalam tiga bulan terakhir, seperti dikutip Reuters, Sabtu (10/4).

Namun, EMA belum mengeluarkan pedoman terkait masalah ini. EMA mengatakan negara-negara harus membuat penilaian keseimbangan risiko sendiri berdasarkan kondisi lokal yang sangat bervariasi di seluruh blok.

Negara-negara Eropa harus membuat keputusan sendiri tentang cara penanganan risiko pembekuan darah langka dari vaksin Covid-19 AstraZeneca. Penanganan ini berdasarkan tingkat infeksi yang terjadi dan ketersediaan vaksin alternatif.

Halaman:
Reporter: Antara