Bank Sentral Eropa Akan Ubah Strategi Kebijakan Inflasi hingga Iklim

ANTARA FOTO/REUTERS/Francois Lenoir
Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan, pertemuan para pejabat Bank Sentral Eropa pada akhir pekan lalu membuat kemajuan yang baik dalam membentuk kembali tujuan bank sentral Eropa dalam merumuskan kebijakan.
Penulis: Agustiyanti
21/6/2021, 07.00 WIB

Bank Sentral Eropa berencana membentuk kembali tujuan strategisnya, termasuk peran yang dimainkan dalam memerangi perubahan iklim dan pendekatan revisi terhadap inflasi. Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan, pertemuan para pejabat Bank Sentral Eropa pada akhir pekan lalu membuat kemajuan yang baik dalam membentuk tujuan tersebut.

Sebanyak 25 anggota Dewan Pengatur ECB berkumpul di sebuah hotel dekat Frankfurt, mendorong tinjauan pertama bank terhadap strategi kebijakan moneter yang berjalan dalam hampir dua dekade. Tinjauan ini ditargetkan rampung pada paruh kedua tahun ini.

Lagarde tidak memberikan rincian hasil pembicaraan, hanya mengatakan bahwa mereka mencakup tujuan inflasi ECB dan cakrawala waktu, hubungan antara perubahan iklim dan kebijakan moneter, serta modernisasi komunikasi bank sentral.

"Saya senang kami dapat melakukan diskusi mendalam dan kami membuat kemajuan yang baik dalam membentuk fitur konkret dari strategi kebijakan moneter kami di masa depan," kata Lagarde pada Minggu (21/6) seperti dikutip dari Reuters.

Dimulai pada awal 2020 dan sempat tertunda karena pandemi virus corona, perombakan tersebut telah memicu perdebatan publik di antara para pembuat kebijakan. Tujuan inflasi ECB yang sulit dipahami, saat ini ditetapkan "di bawah tetapi mendekati 2%". Namun, hampir pasti dilakukan perubahan dan ditetapkan pada 2%, dengan toleransi untuk overshooting setelah periode pertumbuhan harga yang lamban.

ECB juga dapat melihat langkah-langkah inflasi alternatif untuk memperhitungkan kenaikan biaya perumahan untuk rumah tangga, dan bahkan menghitung angka inflasinya sendiri. Dengan inflasi yang tertinggal di bawah target target selama satu dekade, kebijakan mungkin berisiko memberi kesan angka-angka.

Perubahan iklim, faktor yang ingin dimasukkan Lagarde, kemungkinan akan menjadi bagian dari pertimbangan bank sentral dalam beberapa bentuk. Kebijakan ini berpotensi diterapkan dengan mengalihkan pembelian obligasi bank sentral untuk mendukung perusahaan yang memiliki jejak karbon lebih rendah atau sedang berupaya menguranginya.

Eropa selama ini memimpin dalam isu lingkungan. Negara-negara Skandinavia bahkan mencatatkan indeks transisi energi (energy transition index/ETIglobal tertinggi pada 2021. Dalam skala 0-100 poin, Swedia menduduki peringkat pertama yang mengantongi 79 poin. Norwegia dan Denmark mengikuti dengan 77 poin dan 76 poin.

Lalu Swiss memiliki 76 poin. Austria (75 poin), Finlandia (73 poin), dan Inggris (72 poin) menyusul.

Seluruh negara yang mengantongi ETI terbesar berasal dari kelompok negara maju. Mereka berhasil mengurangi karbon dioksida (CO2) per kapita dan intensitasnya pada bahan bakar campuran. Meski demikian, para negara maju ini masih menyumbang jumlah emisi global yang masih tergolong tinggi hingga 30%.