Covid-19 Melonjak, Warga Amerika Akan Dapat Booster Moderna & Pfizer

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria/RWA/sa.
Boneka yang berpakaian seperti petugas kesehatan terlihat dengan jarum suntik sebagai bagian dari instalasi seni tentang penyakit virus corona (COVID-19) dan vaksin di taman di luar gedung apartemen di Washington, AS, Kamis (1/4/2021).
Penulis: Yuliawati
19/8/2021, 14.46 WIB

Amerika Serikat kembali kewalahan menghadapi lonjakan kasus Covid-19 akibat ganasnya infeksi varian Delta. Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa Amerika Serikat (AS) melaporkan hampir 900.000 kasus Covid-19 pada pekan lalu. Jumlah ini setara pada masa pra-vaksinasi di negara tersebut.

Untuk mengatasi itu, Amerika rencana memberikan vaksin ketiga sebagai penguat atau booster kepada warganya secara umum mulai September.

Suntikan ketiga akan diberikan kepada masyarakan yang telah menerima dua dosis vaksin Moderna dan Pfizer-Biontech. Pemerintah AS juga mempertimbangkan memberikan dosis lanjutan untuk penerima vaksin Johnson & Johson yang menerima satu kali suntikan.

Vaksin ketiga akan diutamakan kepada para orang tua lanjut usia, penghuni panti jompo dan tenaga kesehatan. Dari hasil penelitian terbukti vaksin Covid-19 menurun setelah enam bulan.

“Ada kekhawatiran bahwa vaksin mungkin mulai berkurang efektivitasnya dan Delta adalah salah satu varian yang susah ditangani,” kata Direktur Institut Kesehatan Nasional Francis Collins dikutip dari Fortune, Kamis (19/8).

Pihak Food and Drug Administration (FDA) pun sudah memberikan lampu hijau. Lembaga ini mengatakan orang dengan sistem kekebalan yang lemah bisa mendapatkan dosis booster vaksin Pfizer atau Moderna untuk melindungi mereka dari infeksi varian Delta yang terus melonjak.

Meski booster vaksin sudah digaungkan oleh beberapa ahli kesehatan dan disetujui oleh FDA, tapi badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan moratorium global.

WHO meminta negara-negara kaya yang sebagian besar penduduknya telah divaksinasi untuk menunda suntikan booster paling tidak hingga September mendatang. Hal ini untuk memastikan ketersediaan pasokan dosis vaksin pertama bagi masyarakat di negara-negara berkembang.

Hingga saat ini, sekitar 60% populasi di AS telah menerima setidaknya satu dosisi vaksin, dan hampir 51% dari populasi telah divaksinasi penuh.

Covid-19  di Amerika Menyebar di Wilayah Rendah Vaksinasi

Saat ini, Amerika yang berada di peringkat pertama menyumbang 20% kasus Covid-19 secara global. Pada Rabu (18/6) jumlah kasus harian 158 ribu, sementara rata-rata kasus harian dalam sepekan terakhir 140 ribu. Angka ini meningkat 52% dari data kasus harian dua minggu lalu.

Kenaikan jumlah kasus mempengaruhi lonjakan jumlah rawat inap pasien Covid-19 msekitar 70% dalam dua minggu terakhir. Tak hanya rawat inap dan kasus baru, jumlah kematian juga meningkat.

Dalam sepekan terakhir menurut data Johns Hopkins, rata-rata terdapat 734 kematian. Jumlah ini meningkat lebih dari dua kali lipat dari rata-rata bulan lalu.

“Kami berada di tengah musim panas, orang-orang berkumpul lagi. Vaksin telah memberikan rasa aman yang salah kepada orang-orang, dan mereka lupa,” Dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Rutgers, Perry Halkitis dikutip dari CNBC International.

Covid-19 meningkat di 46 negara bagian. Berdasarkan data Universitas Johns Hopkins, terdapat lima negara bagian dengan jumlah kasus rata-rata tertinggi per 100 ribu penduduk pada pekan lalu.

Peringkat pertama ditempati oleh negara bagian Louisiana dengan 126 kasus, disusul Mississippi (110), Florida (101), Hawaii (47) dan Oregon (39).  Adapun secara nasional rata-rata terdapat 39 kasus Covid-19 per 100 ribu penduduk di AS. Sehingga, jumlah rata-rata kasus di Louisiana tiga kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.



Tingkat vaksinasi rendah di beberapa negara bagian disinyalir sebagai penyebab lonjakan kasus Covid-19. Menurut analisis CNN, terdapat 10 negara dengan tingkat vaksinasi rendah, yakni Alabama, Mississippi, Wyoming, Idaho, Louisiana, Arkansas, Virginia Barat, Georgia, Tennessee, dan North Dakota.



Negara bagian dengan vaksinasi rendah memiliki tingkat rawat inap empat kali lebih tinggi. Selain itu tingkat kematian 5,5 kali lebih tinggi dari negara yang telah divaksinasi lengkap.

“Kami terus melihat peningkatan kasus akibat varian Delta yang lebih menular dengan kasus terkonsentrasi di wilayah dengan vaksinasi yang lebih rendah. Jadi ini tetap menjadi pandemi bagi yang tidak divaksinasi,” kata Koordinator Respons White House virus corona, Jeff Zients dikutip dari CNN.

Direktur CDC Rochelle Wallensky mengatakan data dari negara dengan vaksinasi rendah menunjukkan semakin banyak masyarakat yang berada di rumah sakit, semakin banyak pula orang yang meninggal akibat Covid-19.

“Di daerah dengan cakupan vaksinasi rendah, kami terus mendengar terlalu banyak kisah memilukan dari orang-orang yang tidak divaksinasi menjadi pasien Covid-19 yang parah,” kata Wallensky pada konferensi pers, dikutip dari CNN, Kamis (19/8).

 Penyumbang bahan: Mela Syaharani

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan