Tiga Manfaat RI Jadi Presidensi G20, dari 33 Ribu Pekerja hingga PDB

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Lavinda
14/9/2021, 20.26 WIB

Indonesia akan menjadi presidensi grup negara ekonomi terbesar dunia (G20) pada 2022, tepatnya mulai 1 Desember 2021 sampai 22 November 2022. Ini sekaligus menjadikan RI menjadi negara kelima di Asia yang pernah menjadi presidensi setelah Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan Arab Saudi.

Menteri Koordinator bidang Perekonomia Airlangga Hartarto mengatakan, penunjukan ini akan mendatangkan tiga manfaat utama yakni, ekonomi, pembangunan sosial dan politik. Pemerintah akan menggelar 150 pertemuan selama masa presidensi tersebut. Maka itu, akan ada sejumlah manfaat ekonomi langsung, salah satunya penyerapan ribuan tenaga kerja.

"Pelibatan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor," kata Airlangga dalam Konferensi Pers Persiapan Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, Selasa (14/9).

Selain dari aspek ketenagakerjaan, manfaat lain yakni peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan bisa mencapai Rp 1,7 triliun. Kemudian, berbagai acara G20 tahun depan juga akan menyetor tambahan Rp 7,47 triliun ke nilai Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2022.

Airlangga juga menyebut manfaat ekonomi dari presidensi G20 tahun depan akan lebih besar dari pertemuan negara anggota Dana Moeneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia tahun 2018 silam. "Diharapkan secara agregat akan beberapa kali, sekitar 1,5 kali hingga 2 kali daripada efek pertemuan IMF Worldbank 2018 lalu," ujar Airlangga.

Di samping itu, pertemuan ini akan memberikan manfaat tidak langsung pada perekonomian. Menurutnya, dari berbagai pertemuan tersebut pemerintah bisa memamerkan sejumlah keberhasilan pemerintah dalam reformasi struktural pada perekonomian.

Beberapa terobosan seperti Undang-Undang Cipta Kerja serta Sovereign Wealth Fund (SWF) rencananya akan dipamerkan kepada 19 anggota G20 lain sebagai bukti keberhasilan RI. Airlangga menilai ini akan mendorong kepercayaan investor global, serta bukti percepaatn pemulihan ekonomi Indonesia.

Sementara itu, manfaat untuk pembangunan sosial, preseidensi G20 dapat dimanfaatkan Indonesia untuk menyisipkan topik menyangkut produksi dan distribusi vaksin. Dia berharap dengan Presidensi RI bisa mendorong negara-negara dunia menyepakati vaksin sebagai barang publik sehingga bisa diakses lebih adil bagi negara-negara berpendapatan rendah.

G20 merupakan forum ekonomi global yang awalnya muncul untuk merespon krisis ekonomi pada tahun 1997-1998. Anggota G20 terdiri atas 19 negara dunia dan satu perwakilan organisasi regional yakni Uni Eropa.

Kelompok G20 ini mencakup negara-negara ekonomi terbesar dunia, sehingga tidak heran jika diakumulasikan anggota G20 menyumbang 85% terhadap nilai PDB dunia, termasuk berkontribusi terhadap 75% perdagangn internasional dan 80% investasi global. Selain itu secara demografi G20 juga mencakup 3/2 populasi dunia.

Reporter: Abdul Azis Said

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.