Lonjakan Kasus Covid-19 di Inggris Terkait Mutasi Varian Delta
Kasus Covid-19 di Inggris terus melonjak, dengan rata-rata tambahan 40 ribu kasus per hari sejak seminggu terakhir. Lonjakan kasus ini dikaitkan dengan menyebarnya varian delta yang disebut AY.4.
Anggota Dewan Direktur Pfizer, Scott Gottlieb, menyarankan perlunya penelitian atas mutasi varian Delta yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Inggris. “Kami membutuhkan penelitian mendesak untuk mengetahui apakah delta plus ini lebih menular dan memiliki kekebalan?” kata Gottlieb dalam sebuah tweet yang dikutip dari Bloomberg, Senin (18/10).
Mantan Komisaris Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS tersebut menyebut penelitian itu mutasi varian Delta di Inggris sebagai hal penting. “Tidak ada indikasi yang jelas bahwa itu jauh lebih menular, tetapi kita harus bekerja untuk lebih cepat mengkarakterisasi ini dan varian baru lainnya.”
Inggris melaporkan lonjakan harian mencapai 45.140 kasus baru pada Minggu (17/10). Sejak sepekan terakhir Inggris mengalami lonjakan kasus Covid-19, setelah mengalami penurunan pada Juli. Pada 16 Juli lalu, angka Covid-19 tercatat 54.183 yang kemudian terus turun, hingga Perdana Boris Johnson membuka sebagian besar pembatasan sosial.
Seiring kenaikan kasus harian, jumlah kematian terus meningkat. Selama 10 hari terakhir jumlah kematian akibat corona mencapai 800 orang, yang tertinggi di antara negara-negara Eropa lainnya. Adapun total kematian di Inggris akibat Covid-19 mencapai 138.584.
Peneliti Inggris mengatakan pada akhir Juni bahwa belum ada bukti yang menunjukkan mutasi tambahan lebih mengkhawatirkan. Sebuah makalah Jerman yang diterbitkan awal bulan ini menemukan sementara bahwa varian Delta dan Delta plus dapat menginfeksi sel paru-paru lebih efisien daripada jenis virus corona asli. Disebutkan pula Delta plus tampaknya tidak secara signifikan lebih berbahaya daripada Delta.
Profesor kesehatan masyarakat di Universitas Edinburgh, Linda Bauld, mengatakan masyarakat Inggris mulai terbiasa dengan kabar kasus covid-19. Padahal saat ini kondisinya perawatan inap di Inggris meningkat dan seperlima dari ruang ICU dipenuhi pasien Covid-19. “Kami masih berada di fase di mana masih ada kematian dengan jumlah tinggi dari penyakit tersebut,” kata Bauld dikutip dari Guardian.
Bauld mengatakan masyarakat dan pemerintah mengembangkan narasi sosial “Freedom Day narrative” yakni keyakinan bila telah divaksin maka dapat kembali hidup normal. Sehingga kasus Covid-19 masih terus bertambah. “Banyak orang mempercayai hal tersebut,” ujar Bauld.
Berdasarkan data Woldometer, saat ini posisi Inggris berada di nomor empat dengan kasus Covid-19 terbanyak. Berikut grafik Databoks:
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan