Studi: Efektivitas Vaksin Pfizer dan BioNTech Menurun Terhadap Omicron

ANTARA FOTO/REUTERS/Sumaya Hisham/WSJ/cfo
Seorang tenaga kesehatan mengambil swab dari seorang penumpang untuk tes PCR penyakit virus korona (COVID-19) sebelum bepergian ke Uganda, di tengah penyebaran virus korona varian baru, Omicron, di Bandara Internasional O.R. Tambo di Johannesburg, Afrika Selatan, Minggu (28/11/2021).
Penulis: Happy Fajrian
8/12/2021, 06.56 WIB

Sementara CEO Pfizer sebelumnya mengatakan bahwa perlindungan yang diberikan oleh vaksin dua dosis perusahaan kemungkinan akan menurun dalam menghadapi Omicron.

Varian Omicron yang pertama kali diidentifikasi di Afrika bagian selatan memiliki lusinan mutasi yang umumnya membuat virus lebih menular. Kepala penasihat medis Gedung Putih Dr. Anthony Fauci mengatakan bahwa data dari Afrika Selatan dengan jelas menunjukkan tingkat penularan yang tinggi. “Terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang apakah Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah,” ujarnya.

Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan, dalam sebuah laporan yang diterbitkan Sabtu (4/12), menemukan bahwa sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit di Pretoria yang menderita Covid tidak memerlukan oksigen tambahan, seperti yang biasa terjadi pada gelombang infeksi sebelumnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan Omicron sebagai varian yang menjadi perhatian. “Tetapi tidak ada bukti yang mendukung perlunya vaksin baru yang dirancang khusus untuk mengatasi varian Omicron dengan banyak mutasinya,” kata badan PBB ini.

Belum ada data signifikan tentang bagaimana vaksin dari Moderna, Johnson & Johnson, dan merek vaksin lainnya bertahan terhadap varian baru ini. Semua produsen, termasuk Pfizer, diperkirakan baru akan merilis data-datanya dalam beberapa minggu ke depan.

Halaman: