Paus Fransiskus Minta Konflik Dunia Diselesaikan Lewat Dialog

ANTARA FOTO/Vatican Media/­Handout via REUTERS/WSJ/djo
Paus Francis memberikan khutbat tradisional Hari Natal Urbi et Orbi untuk kota dan untuk dunia dari balkon utama Basilika Santo Peter di Vatikan, Sabtu (25/12/2021).
Penulis: Maesaroh
26/12/2021, 08.00 WIB

Paus Fransiskus menyerukan agar masyarakat dan pemimpin dunia bisa menyelesaikan konflik lewat dialog. Dialog diperlukan karena pandemi Covid-19 membuat masyarakat dan pemimpin dunia banyak yang memilih menjaga jarak dan menjauh dari dialog.

Paus juga menyesali banyaknya konflik yang terjadi di dunia pada tahun ini seperti apa yang terjadi di sejumlah kawasan Eropa, Asia, dan Afrika.

Seruan tersebut disampaikan Paus Fransiskus dalam pesan tradisional Urbi et Orbi atau "pesan kepada dunia" yang disampaikan di depan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (25/12).

Betapa pentingnya dialog ditekankan Paus Fransiskus dalam pidatonya. Terdapat 11 kata dialog dalam pidatonya yang tidak sampai dua lembar.

 "Kemampuan kita dalam berhubungan sosial sangat diuji (di masa pandemi). Ada kecenderungan yang berkembang untuk menarik diri, untuk melakukan segala hal sendiri, berhenti untuk berusaha menjumpai orang lain, dan berhenti untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama," tutur Paus Fransiskus, seperti dikutip dari the Guardian.

"Di tingkat internasional, ada risiko untuk menghindari dialog, ada risiko bahwa krisis yang kompleks ini akan mengarah pada upaya untuk mengambil jalan pintas daripada mencoba untuk mengambil jalan dialog yang lebih panjang" tambahnya.

 Paus menambahkan banyaknya konflik yang terjadi bahkan membuat dunia luput mengingatnya.

'Kita terus menyaksikan sejumlah konflik yang besar, krisis, dan pertikaian. Hal seperti ini nampak tidak akan berakhir. Kita sudah terbiasa melihat tragedi dan melewatinya dalam diam. Kita mengambil risiko untuk tidak mendengarkan tangisan kesakitan dan kesulitan yang diderita banyak saudara kita,"tuturnya.

Berbicara di depan ratusan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Paus memuji mereka yang tetap menjaga persaudaran di tengah situasi sulit seperti sekarang.

Pemimpin yang baru berusia 85 tahun pada 17 Desember lalu tersebut juga meminta Tuhan untuk memberikan ketenangan dan persatuan bagi keluarga-keluarga.

"Mari kita berdoa agar diberikan kekuatan untuk membuka dialog. Di hari ini, marilah kita memohon padanya untuk membangkitkan kerinduan akan rekonsiliasi dan persaudaraan dalam hati semua orang,"tuturnya.

 Dalam pidatonya, Paus ia menyebut berbagai konflik dan ketegangan hingga krisis yang terjadi di Suriah, Yaman, Israel, Palestina, Afganistan, Myanmar, Ukraina, hingga Sudan.

Paus Fransiskus juga meminta masyarakat untuk tidak membiarkan nasib para migran, pengungsi, serta perempuan korban kekerasan.