Peneliti Denmark Temukan Faktor Pemicu Pesatnya Penyebaran Omicron

ANTARA FOTO/REUTERS/Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen /aww/cf
Van yang membawa vaksin penyakit virus korona Pfizer/BioNTech ke berbagai daerah dari Statens Serum Institute, terlihat di Kopenhagen, Denmark, Sabtu (26/12/2020).
Penulis: Happy Fajrian
4/1/2022, 22.05 WIB

Hasil studi peneliti Denmark ini belum ditinjau ulang peneliti lainnya, namun memperkuat studi-studi yang telah lebih dulu dilakukan terhadap varian Omicron.

Sekitar 78% warga Denmark telah sepenuhnya divaksinasi, sementara hampir 48% dari mereka telah menerima suntikan ketiga atau booster. Mayoritas menerima vaksin jenis Pfizer-BioNTech.

Studi ini juga menemukan bahwa orang yang divaksinasi booster lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus, terlepas dari variannya, daripada yang tidak divaksinasi. “Meskipun lebih menular, varian Omicron tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak terlalu serius,” kata Direktur Teknis SSI, Tyra Grove Krause.

“Sementara Omicron masih dapat memberikan tekanan pada sistem perawatan kesehatan kami, semuanya menunjukkan bahwa itu lebih ringan daripada varian Delta. Risiko dirawat di rumah sakit karena varian Omicron adalah separuh varian Delta,” katanya.

Data di Denmark menunjukkan bahwa dari total 93 orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 varian Omicron pada akhir Desember, yang menerima perawatan intensif kurang dari lima orang atau hanya sekitar 5,4%. "Ini mungkin yang akan mengangkat kita keluar dari pandemi, sehingga ini menjadi gelombang terakhir corona," kata Krause.

Menurut data GISAID, per akhir Desember 2021 varian Omicron telah menyebar ke 89 negara di seluruh dunia. Adapun Denmark menjadi negara dengan kasus Omicron terbanyak ketiga di dunia, di bawah Britania Raya dan Amerika Serikat. Simak databoks berikut:

Halaman: