AS Siapkan Sanksi Berat untuk 4 Bank Rusia Beraset Lebih US$ 1 Triliun

Pixabay/Rabbimichoel
Ilustrasi New York Stock Exchange
Penulis: Desy Setyowati
25/2/2022, 07.28 WIB

Amerika Serikat menyiapkan sanksi baru bagi Rusia karena menyerang Ukraina. Presiden AS Joe Biden mengatakan Rusia akan mengeluarkan biaya besar imbas hukuman ini.

Biden menyuarakan dukungan untuk Ukraina. Ia mengatakan, paket sanksi akan membatasi perdagangan internasional dengan Moskow dan menghukum lingkaran dalam Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Putin adalah agresor. Putin memilih perang ini, dan sekarang dia dan negaranya akan menanggung konsekuensinya,” kata Biden dikutip dari Aljazeera, Kamis (24/2).

Pemimpin Amerika itu bersumpah untuk mengenakan sanksi ‘biaya berat’ kepada Rusia karena invasinya ke Ukraina.

Sanksi tersebut menargetkan empat bank Rusia yang memiliki aset lebih dari US$1 triliun, termasuk bank terbesar di negara itu, Sberbank. “Itu berarti setiap aset yang mereka miliki di Amerika akan dibekukan,” ujar Biden.

Ia juga mengatakan, sanksi bakal menargetkan orang kaya Rusia yang dekat dengan Putin. “Kami akan terus melakukan penyebutan terhadap miliarder korup ini pada hari-hari mendatang,” janjinya.

Biden juga mengatakan, pemerintahannya akan bekerja untuk menstabilkan pasar energi dan meminimalkan dampak krisis pada biaya bahan bakar di AS. Rusia merupakan salah satu produsen minyak dan gas alam terbesar di dunia.

“Saya tahu ini sulit dan orang Amerika sudah terluka. Saya akan melakukan segala daya untuk membatasi rasa sakit yang dirasakan orang-orang Amerika di pompa bensin,” kata Biden.

“Tetapi agresi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jika itu terjadi, konsekuensinya bagi Amerika akan jauh lebih buruk,” tambah dia.

Sanksi baru diberikan oleh AS setelah Rusia melancarkan operasi militer skala besar di Ukraina pada Rabu malam, setelah kebuntuan selama berbulan-bulan di wilayah itu. Moskow mengumpulkan 200 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Negara-negara Eropa mulai memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas invasi pada Kamis (24/2). Inggris mengumumkan langkah-langkah yang menargetkan puluhan bank Rusia, bisnis dan elit kaya, dan melarang maskapai penerbangan nasional Rusia Aeroflot dari wilayah udara negara itu.

Putin mengatakan Rusia bertujuan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, tetapi tidak berencana menduduki negara itu. Pasukan Rusia mengebom sasaran di seluruh Ukraina sepanjang malam.

Para pejabat Ukraina mengatakan pertempuran juga terjadi di lapangan. Pasukan Rusia merebut bekas pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, di utara negara itu pada Kamis (24/2).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan darurat militer pada Rabu malam. Ia berjanji bahwa negaranya akan membela diri terhadap invasi.

“Ketika Anda akan menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami, tetapi wajah kami,” kata Zelenskyy.

Putin menuduh pemerintah Ukraina melakukan kekejaman di timur negara, tempat pasukan pemerintah memerangi separatis yang didukung Rusia sejak 2014. Akan tetapi, pejabat Ukraina berulang kali membantah telah menyerang pemberontak pro-Moskow.

Rusia awalnya membantah tuduhan AS dan Eropa bahwa mereka berencana menyerang Ukraina. Moskow bersikeras bahwa mereka memiliki masalah keamanan yang sah atas aliansi mendalam Kyiv dengan Barat.

Mereka juga menuntut jaminan bahwa Ukraina tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan NATO.

Banyak putaran pembicaraan antara pejabat Rusia, Eropa dan Amerika, namun gagal untuk mengakhiri kebuntuan. Pejabat AS dan Eropa berpendapat bahwa NATO adalah aliansi pertahanan yang tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia.

Pejabat AS dan Eropa menekankan bahwa itu akan menjadi pelanggaran kedaulatan Kyiv untuk memungkinkan Moskow memveto upayanya untuk bergabung.