Menlu AS dan Cina akan Bertemu 'Empat Mata' di Pertemuan G20 Bali

Katadata/Ameidyo Daud Nasution
Para menteri luar negeri dari 20 ekonomi terbesar melakukan pertemuan di Bali pada Jumat (8/7).
Penulis: Agustiyanti
8/7/2022, 07.58 WIB

Beijing telah mengulangi seruannya untuk perdamaian di kawasan itu, mendesak dialog dan pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, dan menanggapi kekhawatiran dari semua pihak. Namun, ia mengecam sanksi sepihak yang datang dari Barat sebagai alat untuk "mempertahankan posisi hegemoniknya."

"Meningkatnya sanksi tidak membantu meringankan situasi tetapi menciptakan masalah baru bagi dunia di tengah epidemi," kata juru bicara Zhao dalam konferensi pers reguler pada pertengahan April.

Hubungan antara Beijing dan Washington telah memburuk tajam sejak pemerintahan Trump, setelah serangkaian tindakan saling balas, termasuk pembatasan visa, pengusiran diplomat, dan penutupan konsulat.

Kritenbrink mengatakan prioritas Blinken adalah mengelola persaingan secara bertanggung jawab antara kedua negara dan mencegah kesalahan perhitungan yang dapat menyebabkan konflik dan konfrontasi secara tidak sengaja.

Cina telah menolak penggunaan "persaingan" untuk mendefinisikan hubungannya dengan AS. Ekonomi terbesar kedua dunia ini mengatakan, perlunaya saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua negara sebagai cara untuk terhubung kembali.

Dalam pertemuan lima jam pada bulan lalu antara diplomat senior China Yang Jiechi dan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, Yang mengatakan dia berharap pihak AS dapat memperbaiki persepsi strategisnya tentang Cina dan membuat pilihan yang tepat.

Halaman:

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.