Perang di Ukraina telah memperburuk krisis pangan global yang memang sudah mulai terjadi karena pandemi Covid-19. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen menyalahkan Rusia sebagai penyebebab memburuknya situasi tersebut.
"Tindakan Putin termasuk perusakan fasilitas pertanian, biji-bijian dan peralatan petani dan efek blokade pelabuhan laut hitam sama dengan menggunakan pangan sebagai senjata perang," kata Yellen dalam acara High Level Seminar: Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity, Jumat (15/7).
Yellen mengatakan, tindakan-tindakan Rusia tersebut menyebabkan lonjakan harga pupuk dan bahan bakar. Rusia merupakan salah satu produsen pupuk penting dunia.
Menurut Yellen, krisis pangan telah membebani negara-negara miskin karena kesulitan untuk mengimpor bahan pangan dan pupuk. Krisis juga menghambat pembangunan di negara berkembang dan memperparah kemiskinan.
Ia menyebut ada tiga upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis pangan. Pertama, G20 perlu mendorong negara-negara untuk menarik kebijakan yang kontroprudktif seperti pembatasan ekspor dan penimbunan bahan pangan. Kedua, memanfaatkan program ketahanan pangan yang sudah berjalan. Ketiga, negara-negara G20 perlu mengambil langkah dengan memberikan dukungan keuangan.
Yellen dalam pertemuan G20 di Bali pekan ini berulang kali menyudutkan Putin. Sehari sebelumnya, ia menyebut pejabat Rusia seharusnya tak memiliki tempat dalam pertemuan G20 yang digelar pekan ini di Bali. Ia beralasan, perang yang diletuskan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina telah menyebabkan dampak negatif di seluruh dunia.
Ia menghindari pertanyaan tentang apakah dia akan kembali walk out atau keluar ketika pejabat Rusia berbicara, seperti yang dilakukan saat pertemuan G20 di Washington Aprol lalu. Namun, ia mengatakan akan mengutuk invasi Rusia ke Ukraina sekuat mungkin.
“Saya pikir saya telah menjelaskan bahwa kondisi saat ini tidak bisa diperlakukan seperti tidak terjadi apa-apa dan Rusia tetap berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan seperti,” katanya, seperti dikutip dari Reuters.