Pertemuan bilateral antara Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen beberapa hari lalu membicarakan rencana sanksi terhadap minyak Rusia. Yellen kembali mengajak Indonesia untuk menghukum Kremlin, tetapi pemerintah belum bersikap.
Informasi terkait adanya pembicaraan soal sanksi minyak Rusia dalam pertemuan bilateral tersebut diketahui dari keterangan resmi Kementerian Keuangan AS. Yellen, dalam pertemuan tersebut kembali menekankan soal manfaat ekonomi yang akan diperoleh Indonesia dari sanksi berupa pembatasan harga atas ekspor minyak Rusia.
Sumber Katadata.co.id yang mengetahui informasi tersebut membenarkan adanya pembicaraan terkait isu tersebut. Sumber menyebut, Yellen menjelaskan terkait perkembangan dari rencana AS sekaligus meminta pandangan dari sisi Indonesia.
Namun rombongan Sri Mulyani diketahui belum memberikan pandangan apapun. "Setahu saya, belum ada sikap," kata sumber melalui pesan singkat, Kamis (13/10).
Adapun pertemuan kedua negara digelar di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat beberapa hari lalu. Kunjungan kerja Sri Mulyani itu juga dalam rangka pertemuan keempat Jalur Keuangan G20 Presidensi Indonesia.
Ajakan AS kepada Indonesia untuk memberi sanksi ke minyak Rusia sebetulnya sudah pernah disampaikan saat pertemuan bilateral di Bali pada Juli lalu. Dalam keterangan resmi Department of Treasury AS, Yellen berbicara kepada Sri Mulyani soal pentingnya pembatasan harga minyak Rusia.
Tujuannya, membatasi pendapatan militer Moskow sekaligus meredam kenaikan harga yang disebut juga ikut berdampak ke Indonesia. Barat memang memberikan sanksi Rusia usai menginvasi Ukraina.
Saat ditanya awak media, Sri Mulyani saat itu mengatakan pembahasan price cap hanya sebatas penjelasan Yellen soal rencana yang akan diambil AS. Indonesia, kata dia, hanya sebatas menyimak rencana AS itu kemudian mengkaji bagaimana implikasinya ke negara lain.
Mengutip The Guardian, kelompok negara G7 yang didalamnya juga termasuk AS berencana memberlakukan batas harga pada minyak Rusia yang dimulai 5 Desember mendatang. Kelompok negara-negara barat itu kembali bertemu pekan ini di sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia. Namun hasil pertemuan mereka yang terbaru tidak memberikan kepastian soal kelanjutan rencana price cap minyak Rusia.