Kasus Mengganas, Cina Putuskan Setop Publikasi Data Kasus Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/RWA/dj
Aly Song Seorang buruh melakukan uji antigen cepat untuk COVID-19 di jalanan selama penguncian, ditengah pandemi virus corona (COVID-19), di Shanghai, China, Senin (23/5/2022).
Penulis: Syahrizal Sidik
25/12/2022, 17.47 WIB

Menurut penelitian terhadap beberapa kasus Covid-19, salah satu hasil pemindaian CT adalah munculnya ground glass opacity (GGO), kondisi abnormal pada paru-paru yang ditandai dengan area berwarna putih atau abu-abu. Dalam kondisi normal, hasil CT scan paru-paru tampak berwarna hitam.

Otoritas kesehatan di Beijing mengatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi sejak November didominasi oleh subvarian BF.7. Rumah sakit dan klinik kesehatan di Beijing masih tertekan oleh meningkatnya kasus penularan subvarian baru dari Omicron tersebut.

Hal yang sama juga terjadi di beberapa daerah lain, seperti Hebei, Hainan, Qingdao, dan Anhui. Puncak lonjakan kasus Covid-19 di Cina diperkirakan akan terjadi pada musim mudik Tahun Baru Imlek pada Januari-Februari 2023.

Setelah melewati periode tersebut, Cina akan kembali normal, menurut pakar kesehatan setempat. Bahkan di Beijing, tekanan pada fasilitas kesehatan sudah mulai berkurang jika dibandingkan dengan kondisi pada awal bulan ini.

Sejak 7 Desember, otoritas Cina telah melonggarkan kebijakan antipandemi setelah mempelajari bahwa tingkat fatalitas Omicron lebih rendah dibandingkan dengan varian lainnya.

Halaman:
Reporter: Antara