Biden dan Ketua DPR Belum Sejalan soal Utang, AS Bakal Gagal Bayar?
Presiden Joe Biden dan sejumlah anggota parlemen sepakat untuk menggelar pembicaraan lanjutan yang bertujuan untuk memecahkan kebuntuan atas rencana kenaikan batas utang AS sebesar US$31,4 triliun.
Setelah sekitar satu jam pembicaraan di Gedung Putih, Biden yang berasal dari Partai Demokrat dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy yang berasal dari Partai Republikan, meminta bawahan mereka untuk berdiskusi setiap hari tentang bidang-bidang yang mungkin disepakati. Gagal bayar atau default AS akan segera terjadi pada 1 Juni jika tak ada kesepakatan terkait plafon utang.
Biden, McCarthy, dan tiga pemimpin kongres lainnya akan bertemu lagi pada Jumat (12/5).
Biden menyebut pembicaraan itu "produktif" dan tampaknya menawarkan kepada Partai Republik beberapa kemungkinan kompromi. Ini termasuk "melihat dengan saksama" untuk pertama kalinya untuk menarik kembali dana bantuan virus corona yang tidak terpakai untuk mengurangi pengeluaran pemerintah.
Biden pun menekankan bahwa Partai Republik harus menghilangkan ancaman gagal bayar. Namun demikian, dia tidak mengesampingkan akhirnya meminta amandemen ke-14 Konstitusi AS, sebuah pendekatan yang belum teruji yang akan berusaha untuk menyatakan batas utang tidak konstitusional. Melakukan hal itu akan membutuhkan litigasi, katanya, tetapi merupakan opsi yang mungkin dia pelajari di masa depan.
"Ada banyak politik dan sikap, dan itu akan berlanjut untuk sementara waktu. Semua orang dalam pertemuan itu memahami risiko gagal bayar," kata Biden.
Sementara itu, McCarthy menekankan, kurangnya kemajuan setelah pertemuan tersebut. "Saya tidak melihat gerakan baru," kata McCarthy kepada wartawan, mengeluhkan bahwa Biden tidak setuju untuk berunding sampai waktunya habis.