Harga Emas Dunia Melesat ke US$ 2.000/Ons Imbas Melemahnya Dolar AS

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Ilustrasi. Harga emas melesat akibat dolar AS yang melemah.
Penulis: Agustiyanti
1/8/2023, 07.05 WIB

Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Senin (31/7) waktu Amerika Serikat atau Selasa (1/8) pagi waktu Indonesia. Harga emas berakhir di atas level psikologisnya sebesar US$ 2.000 per ons, tertinggi sejak Mei dan merupakan rekor kenaikan terbesar dalam empat bulan terakhir. 

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange ditutup naik US$ 9,30  atau 0,5%  menjadi US$ 2.009,20 per ons. Harganya bahkan sempat menyentuh tertinggi pada sesi perdagangan di level US$ 2.010,90, naik 2,1% sepanjang Juli dan kenaikan bulanan tertinggi sejak Maret.

Dolar AS yang lebih lemah membantu meningkatkan harga emas pada Senin (31/7), karena para pedagang bertaruh bahwa pelonggaran inflasi di AS dapat menahan The Federal Reserve untuk mendorong suku bunga lebih tinggi lagi.

Bank sentral AS pekan lalu menaikkan target suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin ke kisaran 5,25% hingga 5,50%. Investor berharap bahwa bank sentral utama lainnya, seperti Bank Sentral Eropa yang juga menaikkan suku bunga bulan ini, mungkin hampir menyelesaikan kenaikan suku bunga.

"Dukungan terhadap emas didasarkan pada ekspektasi bahwa bank-bank sentral di seluruh dunia akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga mereka," kata Rupert Rowling, analis pasar di Kinesis Money seperti dikutip Market Watch.

Indeks dolar AS yang mengukur mata uang tersebut terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingan, turun 0,8% pada Juli, meskipun telah naik 0,2% menjadi 101,83 pada Senin (31/7).

"Harga emas sedang mencoba bullish karena meningkatnya optimisme bahwa bank-bank sentral utama mendekati akhir dari siklus pengetatan mereka. Bank sentral Australia mungkin selesai minggu ini dan Bank Sentral Inggris (BoE) mungkin selesai setelah beberapa minggu lagi," kata Edward Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.

Bank Sentral Australia atau RBA akan mengumumkan keputusan suku bunga berikutnya pada Selasa (1/8) dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,35 persen, level tertinggi dalam lebih dari satu dekade.

BoE juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25% pada Kamis (3/8), menyusul kenaikan 50 bps yang mengejutkan pada Juni. 

"Reli emas bisa berlanjut jika prospek pertumbuhan memburuk," kata Moya. 

Menurut dia, harga emas akan bertengger di atas US$ 2.000 per ons jika Wall Street mulai menurunkan suku bunga secara agresif pada kuartal pertama 2024.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 48 sen atau hampir 2%  menjadi berakhir pada 24,97 dolar AS per ons  dan melonjak hampir 8,5% untuk Juli. Sementara itu, platinum untuk pengiriman Oktober melonjak US$ 14,90 dolar AS atau 1,6%, menjadi US$958,60 dolar AS per ons dan membukukan kenaikan bulanan hampir 5%.