Presiden Brasil: Grup Negara Maju G7 Tak Perlu Ada, Ketinggalan Zaman

ANTARA FOTO/REUTERS
British Prime Minister Boris Johnson, U.S. President Joe Biden, German Chancellor Olaf Scholz, France's President Emmanuel Macron and Italy's Prime Minister Mario Draghi attend a meeting alongside the G7 leaders summit at Bavaria's Schloss Elmau, near Garmisch-Partenkirchen, Germany June 28, 2022. Ludovic Marin/Pool
Penulis: Agustiyanti
4/8/2023, 11.21 WIB

Lula juga tengah mencoba membentuk kelompok negara netral untuk menjalankan pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia. ia sempat dikritik karena mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina sama-sama bertanggung jawab atas meletusnya perang. 

Menurut dia, negaranya siap bekerja untuk perdamaian di Ukraina. Namun, Lula menilai, pemimpin Rusia dan Ukraina saat ini belum siap untuk membicarakan perdamaian. 

"Baik Putin maupun Zelenskiy belum siap," kata Lula.

Ia mengatakan,  proposal perdamaian yang dibentuk oleh Brasil dengan negara lain akan siap ketika Rusia dan Ukraina bersedia untuk bernegosiasi. "Peran Brasil adalah mencoba mencapai proposal perdamaian bersama dengan yang lain ketika kedua negara menginginkannya," katanya.

Presiden sayap kiri, yang terpilih tahun lalu untuk masa jabatan ketiga ini juga mengecam kekuatan Barat yang mendukung Ukraina dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB karena tidak menghentikan perang. "Dewan Keamanan PBB tidak bekerja. Amerika Serikat menginvasi Irak, Prancis dan Inggris menginvasi Libya, sekarang Rusia. Dan setiap orang memiliki hak veto," katanya. 

Halaman:

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.