Presiden Brasil: Grup Negara Maju G7 Tak Perlu Ada, Ketinggalan Zaman

ANTARA FOTO/REUTERS
British Prime Minister Boris Johnson, U.S. President Joe Biden, German Chancellor Olaf Scholz, France's President Emmanuel Macron and Italy's Prime Minister Mario Draghi attend a meeting alongside the G7 leaders summit at Bavaria's Schloss Elmau, near Garmisch-Partenkirchen, Germany June 28, 2022. Ludovic Marin/Pool
Penulis: Agustiyanti
4/8/2023, 11.21 WIB

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyebut, kelompok negara ekonomi maju G7 seharusnya tidak perlu ada. Ini karena sudah terbentuk kelompok ekonomi maju dan berkembang, G20 yang lebih besar. 

"Saya berharap sekali dan untuk semua orang melihat bahwa membahas politik di G7 sudah ketinggalan zaman. Setelah G20 seharusnya tidak ada G7," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (4/8). 

Ia juga menilai kelompok negara berkembang BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan seharusnya mengizinkan anggota baru bergabung sepanjang memenuhi persyaratan. 

Negaranya merupakan salah satu anggota yang mendasarkan nama kelompok BRICS. Namun, presiden Brasil ini mengindikasikan bahwa hal itu dapat berubah untuk membuat kelompok lima negara tersebut menjadi lebih kuat.

"Saya pikir sangat penting bagi Arab Saudi untuk bergabung dengan BRICS dan Uni Emirat Arab, jika mereka mau. Argentina juga," katanya.

Lula mengatakan Bank Pembangunan Baru yang dibuat oleh BRICS juga harus lebih murah hati daripada Dana Moneter Internasional. "Bank itu ada untuk membantu menyelamatkan negara dan bukan membantu negara yang tenggelam, seperti yang sering dilakukan IMF," ujarnya.

Halaman:

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.