Menilik Manfaat Gotong Royong di Kehidupan Sehari-hari

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga Suku Baduy Luar mengikuti tradisi Ngaseuk atau musim tanam di Desa Bojong Menteng, Lebak, Banten, Senin (1/11/2021). Sebanyak 600 orang warga suku baduy mengikuti Tradisi Ngaseuk yang merupakan tradisi tahunan warga Suku Baduy menanam padi huma dan palawija untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pendapatan ekonomi.
Penulis: Fathnur Rohman
Editor: Safrezi
23/12/2021, 16.19 WIB

Karakteristik Masyarakat Desa

  1. Besarnya peranan kelompok primer.
  2. Adanya faktor geografis yang menentukan dasar pembentukan kelompok atau asosiasi.
  3. Lebih homogen.
  4. Hubungan masyarakat lebih bersifat intim dan awet.
  5. Mobilitas sosial rendah.
  6. Keluarga lebih ditekankan sebagai fungsi unit ekonomi.
  7. Populasi anak dalam proposi yang lebih besar.

Karakteristik Masyarakat Perkotaan

  1. Besarnya peranan kelompok sekunder.
  2. Anonimitas merupakan ciri kehidupan masyarakatnya.
  3. Lebih heterogen.
  4. Mobilitas sosial tinggi.
  5. Tergantung pada spesialisasi.
  6. Hubungan antara individunya lebih berdasarkan pada kepentingan bukan faktor kedaerahan.
  7. Lebih banyak lembaga dan fasilitas untuk mendapatkan barang serta pelayanan.
  8. Lebih banyak mengubah lingkungan.

Dari penjabaran di atas maka bisa diambil sedikit kesimpulan kalau masyarakat desa hidup dalam satu lingkungan, yang di mana mereka saling mengenal dengan baik. Selain itu, desa di Indonesia memiliki tradisi masing-masing. Misalnya ada satu forum musyawarah yang membahas berbagai macam hal, seperti gotong royong dan sebagainya.

Sementara itu, ada pendapat yang mengatakan kalau desa merupakan embrio sebelum terbentuknya suatu kota. Kemudian, kota akan terus tumbuh subur hingga membentuk satu kawasan yang terikat secara kultural sampai membentuk sebuah negara.

Kembali ke gotong royong, aktivitas masyarakat yang didasari atas rasa kebersamaan dan kekeluargaan ini menjadi identitas masyarakat di Indonesia. Namun begitu, seiring berkembangnya zaman hal positif ini mulai tergerus serta hilang secara perlahan.

Padahal manfaat gotong royong bisa mendekatkan kehidupan satu individu dengan individu lain dan sebaliknya. Lebih lanjut, simak manfaat gotong royong di bawah ini.

Contoh Penerapan dan Manfaat Gotong Royong di Kehidupan Sehari-hari

TRADISI KENDURI KUBURAN DI ACEH (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.)

 

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa manfaat gotong royong yang dapat ditemukan pada kehidupan sehari-hari:

1. Menimbulan Rasa Kebersamaan

Manfaat gotong royong pertama adalah bisa menumbuhkan rasa kebersamaan di dalam suatu kelompok masyarakat. Contohnya seperti saat ada aktivitas pembangunan masjid. Biasanya warga akan secara sukarela membantu dan membangun tempat ibadah itu secara sukarela karena menjadi fasilitas bersama.

2. Menguatkan Persatuan

Gotong royong sering diidentikan dengan sila ke-3 Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Ini memang wajar, lantaran saat masyarakat bergotong royong mereka akan terikat pada rasa solidaritas yang tinggi.

Selain itu berkat kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong, nantinya akan melahirkan persatuan antar anggota masyarakat. Jika sudah begini, maka mereka akan secara bersama-sama bisa menghadapi berbagai permasalahan.

3. Rela Berkorban demi Kepentingan Bersama

Manfaat gotong royong berikutnya ialah memicu rasa rela berkorban. Warga yang bergotong royong secara umum akan melakukan hal apa saja secara sukarela demi kepentingan bersama.

4. Saling Tolong Menolong

Manfaat gotong royong terakhir adalah terciptanya rasa solidaritas tinggi. Masyarakat yang sudah mengenal baik satu sama lain, tidak akan sungkan untuk memberikan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan. Nilai positif seperti ini harus selalu dirawat serta dijaga.

Itulah beberapa manfaat gotong royong yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus terus menjaga aktivitas baik ini agar rasa persatuan tetap terjaga. Baik di tingkat kota hingga desa.

Halaman: