10 Rekomendasi Olahraga Otak Agar Terhindar dari Kepikunan

Katadata
Ilustrasi, membaca buku.
Penulis: Tifani
Editor: Agung
3/11/2022, 12.58 WIB

Olahraga otak sama pentingnya dengan olahraga tubuh. Dengan olahraga otak, akan terbentuk saraf baru yang dapat melindungi terhadap gejala demensia atau kepikunan.

Dilansir dari laman klikdokter.com, olahraga otak sama pentingnya dengan olahraga tubuh. Dengan olahraga otak, akan terbentuk saraf baru yang dapat melindungi terhadap gejala demensia atau kepikunan.

Manfaat olahraga otak terbukti dapat menghindarkan dari gejala demensia alias penurunan fungsi dan kemampuan otak, Alzheimer, dan penyakit yang menyerang otak lainnya.

Ragam Olahraga untuk Melatih Otak

Seperti telah disebutkan, tak hanya fisik saja, otak juga perlu dilatih agar terhindari dari ancaman penurunan fungsi dan kemampuan otak. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk olahraga otak.

1. Bermain Musik

Sebuah penelitian dari Northwestern University, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa bermain musik dapat menjaga kesehatan otak. Menurut penelitian tersebut, aktivitas atau olahraga otak seperti bermain musik dapat membuat otak terbiasa untuk merespons suara dan bahasa.

Hal itu akan membantu menghindarkan otak dari penuaan dini. Saat seseorang belajar memainkan alat musik, secara tak langsung akan mengajak otak bermain dengan nada-nada dan partitur. Dengan begitu, otak menjadi lebih peka dan ‘sering dipakai’. Bermain musik pun dapat meningkatkan kemampuan mendengar, bahkan di tengah keramaian.

2. Membaca

Ternyata membaca buku merupakan bentuk olahraga otak yang sangat baik. Membaca ibaratnya seperti pemanasan untuk melenturkan otot-otot otak manusia, baik ketika membaca bacaan ringan (seperti komik atau majalah) maupun bacaan yang berat sekalipun.

Selain itu, pengetahuan dan wawasan juga bisa bertambah semakin luas dengan membaca buku. Usahakan untuk membaca buku-buku yang penuh dengan informasi pengetahuan. Bukan itu saja, menurut penelitian Dr. Nikolaos Scarmeas yang dilakukan pada tahun 2001, membaca juga dapat membangun “cadangan kognitif” untuk mencegah timbulnya demensia lebih dini.

3. Belajar Bahasa Asing

Olahraga otak lainnya yang juga menarik untuk dicoba adalah belajar bahasa asing. Belajar bahasa asing dapat mengaktifkan bagian otak yang belum digunakan sejak kamu mulai berbicara.

Pasalnya, penggunaan beberapa bahasa dapat meningkatkan pasokan darah ke otak, sehingga kesehatan jalinan saraf dalam otak dapat tetap terjaga.

4. Berolahraga

Rutin melakukan olahraga fisik ternyata tidak hanya bisa menjaga kesehatan tubuh, tapi juga bisa meningkatkan kesehatan otak. Hal ini karena aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke otak.

Latihan aerobik adalah salah satu jenis olahraga yang baik untuk otak. Olahraga aerobik yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama 45 menit atau lebih dapat memperbaiki aspek-aspek fungsi kognitif otak sebesar 20—30 persen.

5. Mengobrol dengan Orang Lain

Selain cara-cara yang sudah disebutkan di atas, ternyata cara melatih otak sesederhana mengobrol dengan orang di sekitar alias bersosialisasi. Memiliki jaringan sosial dapat melindungi seseorang dari gejala penyakit Alzheimer.

Rutin berkumpul bersama teman-teman, ikut sebuah komunitas tertentu, atau sekadar mengobrol dengan tetangga dan lainnya dapat dilakukan agar kesehatan otak tetap terjaga.

6. Aktif Melatih Tangan kiri dan Kanan

Lakukan tugas dengan tangan non-dominan, jika biasanya dominan tangan kanan maka gunakan tangan kiri (kidal) dan sebaliknya. Contohnya saat menggunakan mouse komputer, menyikat gigi dan mengikat sepatu dengan arah yang berlawanan.

Menurut Franklin Institute, jenis latihan ini dapat memperkuat hubungan saraf yang ada dan bahkan membentuk saraf baru.

7. Bermain Puzzle atau Teka-Teki Silang

Teka-teki silang, puzzle, Sudoku dan jenis puzzle lainnya, dapat melatih otak khususnya otak kiri, menurut pusat pelatihan kognitif LearningRx. Tambahkan strategi baru untuk mengefektifkan latihan otak, misalnya memecahkan teka-teki silang dengan tema yang tidak biasa.

8. Meditasi

Meditasi adalah olahraga otak yang telah dilakukan sejak lama. Menurut Mayo Clinic di Amerika Serikat, meditasi membuat seseorang merasakan ketenangan, kedamaian, dan keseimbangan hidup. Ini akan berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk otak.

Berdasarkan studi lain di jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience, dilaporkan bahwa meditasi dapat meningkatkan atensi, fokus, dan empati seseorang.

9. Memperbaiki Suasana Hati

Saat olahraga, tubuh memproduksi hormon endorfin. Hormon ini bertugas membuat seseorang merasa nyaman dan senang. Selain itu, setelah olahraga, bagian otak yang bernama amigdala akan mengecil. Hal ini berperan untuk mengurangi rasa cemas dan takut.

10. Mengendalikan Stres

Saat seseorang sedang stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol dan epinefrin. Menurut berbagai penelitian, olahraga yang dilakukan teratur dapat menurunkan stres seseorang dengan mengendalikan hormon kortisol dan epinefrin. Selain itu, olahraga juga meningkatkan hormon serotonin dan endorfin yang berperan memberikan rasa nyaman.

Gerakan Olahraga untuk Otak

Selain berbagai akivitas sehari-hari diatas, ada juga beberapa olaharaga secara fisik yang dapat meningkatkan kinerja otak.

Pada panduan yang diterbitkan oleh pasangan suami istri Dennison, terdapat 26 gerakan senam otak. Namun, sebagai pemula, Anda bisa mencoba dulu gerakan dasarnya. Berikut adalah tiga gerakan dasar senam otak yang dapat dicoba.

1. Cross Crawl

Gerakan cross crawl dapat dilakukan sambil duduk atau berdiri. Namun, usahakan untuk mengambil posisi berdiri tegak. Kemudian, buka kedua kaki hingga selebar bahu. Angkat lutut kanan sampai bersentuhan dengan siku kiri. Miringkan sedikit kepala dan bahu kiri ke arah kanan sambil melakukan gerakan ini. Kemudian, ganti dengan sisi lainnya.

Ulangi gerakan ini sampai kira-kira 30 detik. Dengan melakukan gerakan senam otak ini, bisa melatih keseimbangan otak kanan dan kiri, melatih pernapasan, memperbaiki postur tubuh, serta meningkatkan kemampuan belajar.

2. Hook Up

Gerakan hook up bisa dilakukan sambil duduk tegak dengan nyaman. Caranya, silangkan pergelangan kaki, dengan posisi pergelangan kaki kiri di depan pergelangan kaki kanan.

Lalu, satukan kedua telapak tangan dan jalin jari-jari di depan dada secara menyilang. Kemudian, angkat tangan yang telah menyilang tersebut ke arah dagu. Dengan mempraktekkan gerakan ini, sistem saraf pusat pada otak akan menjadi lebih rileks. Otak pun bisa berpikir dengan lebih jernih dan fokus.

Oleh karena itu, gerakan senam otak ini bisa dilakukan jika perlu mengambil suatu keputusan penting, sulit berkonsentrasi, dilanda kecemasan atau stres, atau sebelum mulai beraktivitas.

3. Positive Point

Gerakan positive point dapat dilakukan sambil duduk santai. Sebelum gerakan dimulai, perlu menemukan positive point yang ada di area dahi. Titik ini tepatnya berada di atas masing-masing alis, baik kanan dan kiri, di tengah antara alis dan garis rambut. Pada titik tersebut, letakkan tiga jari di setiap tangan dan tekan dengan lembut area itu.

Tutup mata dan tarik napas dalam-dalam sebanyak sepuluh kali. Namun, pada anak, gerakan ini bisa dilakukan dengan kondisi mata terbuka. Selain melakukan gerakan ini sendiri, positive point juga bisa dilakukan dengan bantuan orang lain.

Gerakan positive point ini, bisa membantu meredakan stres. Oleh karena itu, cara ini bisa dilakukan saat merasa stres berlebihan, bingung, kesal, sedih, atau marah. Pada anak, gerakan senam otak ini juga bisa dilakukan saat masa time out anak atau ketika anak merasa takut, khawatir, atau cemas, termasuk saat cemas karena akan menghadapi ujian di sekolah.