Impor Tiba, Kadin Minta Pemerintah Perhatikan Panen Garam

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sebelum dialiri air, petakan tanah yang akan digunakan sebagai lahan garam terlebih dahulu diratakan dengan alat penggiling dari semen dan bambu.
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
16/8/2017, 19.48 WIB

(Baca juga:  Luhut: Ada 22 Ribu Hektare Lahan Potensial untuk Ladang Garam)

Menurut dia, PT Garam telah mengumpulkan data Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang akan menerima garam impor untuk diolah. Sehingga, dalam waktu dekat distribusi akan segera terlaksana.

Sedangkan, Direktur Industri Kimia Hulu Muhammad Khayam mencatat, ada sekitar 500 unit IKM dan 8 industri besar yang mengolah garam konsumsi. Penyerapan tenaga kerjanya mencapai 9.300 orang dengan kapasitas kerja 2,48 juta ton.

Di pihak lain, Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur Mohammad Hasan menjelaskan data penyerapan garam penting untuk ditekankan oleh pemerintah. "Berdampak pada pengambilan kebijakan pemerintah yang tidak merugikan masyarakat, khususnya petambak garam," kata Hasan.

Dia ingin pemerintah segera melakukan langkah-langkah tepat sasaran untuk mengembalikan swasembada garam yang telah terjadi dari 2012 sampai 2015.

(Baca: Investasi Garam Terkendala Pembebasan Lahan)

Sekretaris Korporasi PT Garam Hartono menyebut, garam impor sudah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Ciwandan, Banten dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya sebanyak 52.500 ton.

Menurutnya, ada sekitar 200 unit IKM yang telah mendaftar untuk mendapat jatah garam impor yang tengah diverifikasi. "Daftar kebutuhan (IKM) kurang lebih 89 ribu ton, makanya mau kami coba proporsionalkan," kata Hartono.

Halaman:
Reporter: Michael Reily