OPEC+ Pangkas Produksi, Harga Minyak Tetap Tertekan Corona

KATADATA
Ilustrasi kilang minyak
14/4/2020, 07.48 WIB

Perusahaan melihat risiko harga minyak Brent turun lagi ke kisaran US$ 20 per barel dalam jangka pendek. Pemangkasan produksi pun dinilai hanya pemotongan sukarela oleh OPEC+ yang cukup besar.

“Ini untuk mengimbangi rata-rata hilangnya permintaan minyak 19 juta barel per hari selama April-Mei karena pandemi corona,” demikian dikutip. (Baca: OPEC+ Pangkas Produksi Terbesar dalam Sejarah, Harga Minyak Terkerek)

Kendati begitu, kesepakatan tersebut mengakhiri perang harga antara Arab Saudi dan Rusia. Selain itu, membatasi penurunan harga minyak yang bahkan nyaris menyentuh level US$ 10 per barel atau terendah sejak krisis moneter 1998.

Dari kesepakatan tersebut, AS, Brasil, dan Kanada akan menyumbang 3,7 juta barel pemangkasan produksi. Kini, pejabat OPEC menunggu pernyataan resmi dari anggota Kelompok 20 lainnya terkait besaran produksi minyak yang dipangkas.

Arab Saudi akan memangkas produksi kurang dari 8,5 juta barel per hari atau level terendah sejak 2011. Sedangkan Meksiko yang sempat menolak kesepakatan, hanya akan memotong 100 ribu barel per hari.

Secara total, OPEC sepakat memangkas 19,5 juta barel per hari. Lalu negara-negara G20 berencana memotong sekitar 3,7 juta barel per hari. Sedangkan Badan Energi Internal setuju untuk membeli 200 juta barel minyak selama beberapa bulan ke depan, yang akan disimpan dalam cadangan strategis.

(Baca: Harga Minyak Anjlok, 14 Kontraktor Migas Minta Revisi Rencana Kerja)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan