Corona Mewabah, Pemakaman Maret 2020 di Jakarta Melonjak 78%

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas pemakaman menurunkan peti jenazah pasien Covid 19 di TPU Pondok Ranggon. Jumlah pemakaman di jakarta melonjak pada Maret 2020.
Penulis: Agustiyanti
5/4/2020, 18.33 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menyatakan kecurigaan jumlah korban meninggal akibat virus corona lebih besar dari yang terdeteksi pemerintah saat ini. Ini lantaran data dinas pertamanan dan hutan kota menunjukkan terdapat 283 orang yang dikuburkan dengan prosesi Covid-19 sepanjang 6 hingga 29 Maret 2020.

"Artinya kemungkinan ada dari mereka yang belum sempat dites corona, karena itu tidak bisa di sebut sebagai positif, atau sudah tapi sebelum ada hasilnya kemudian wafat," kata Anies menggelar konferensi pers di Jakarta, Senin (30/3).

(Baca: Pemerintah Minta Seluruh Warga Gunakan Masker saat Keluar Rumah)

Ia menjelaskan, petugas mengurus jenazah hingga pemakaman kepada orang-orang yang diduga terinfeksi corona harus dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Prosedurnya yang dilalui yakni jenazah dibungkus dengan plastik, lalu dimakamkan kurang dari empat jam setelah kematian. Para petugas wajib mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) dalam proses ini.

Anies menyatakan angka kematian orang terduga corona tersebut menggambarkan penyebaran virus begitu cepat dan mematikan. Mayoritas korban yang berjatuhan merupakan orang-orang yang sebelumnya masih sehat kemudian terinfeksi Covid-19 dan akhirnya harus meninggal dunia.

"Kondisi penyebaran COVID-19 di Jakarta masih mengkhawatirkan dengan tingkat penularannya masih cukup tinggi," kata Anies.

Halaman: