Bengkulu Gratiskan Biaya Kesehatan Corona Buat Masyarakat Miskin

ANTARA FOTO/David Muharmansyah
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (tengah).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
3/4/2020, 20.20 WIB

Pemerintah provinsi Bengkulu berupaya untuk melindungi masyarakat tidak mampu dari penularan virus corona  atau Covid-19. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan telah memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat berpendapatan rendah terkait kasus corona.

"Kami beri layanan gratis dari tingkat puskesmas, rumah sakit kabupaten/kota, sampai rumah sakit rujukan nasional yang ditetapkan pemerintah," kata Rohidin dalam webinar katadata.co.id bertajuk "Kesiapan Daerah Hadapi Pandemi Covid-19", Jumat (3/4).

Rohidin menyatakan, jumlah masyarakat berpendapatan rendah di Bengkulu melebihi rata-rata nasional. Sehingga dia berharap layanan gratis tersebut mendorong masyarakat kurang mampu untuk mengecek kesehatannya bila ada keluhan yang mengarah pada gejala virus corona.

(Baca: Asosiasi RS Swasta Anggap 360 RS Rujukan Corona Masih Kurang)

Jumlah penduduk Bengkulu relatif kecil dibandingkan provinsi lain, yaitu berkisar dua juta jiwa. Oleh karena itu, mobilitas penduduk di wilayah tersebut tergolong rendah.

Meski begitu, ia mengatakan ada potensi penularan dari pemudik. Saat ini, jumlah positif corona di Bengkulu mencapai dua orang. Kedua kasus merupakan penduduk Bengkulu yang selama ini tinggal di Lampung dan Jakarta. "Dua kasus ini yang membuat Bengkulu menjadi zona merah," kata dia.

Rohidin mengatakan akan berupaya mencegah penyebaran corona semakin meluas dengan memperketat pengawasan di tiga pintu masuk Bengkulu, yaitu pintu masuk dari Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Lampung. Pada pintu masuk tersebut, pemerintah daerah telah menyiapkan pengawasan dari pihak tim medis kesehatan, TNI, dan polri.

(Baca: Kesehatan Warga Jatim Dinilai Rentan, Pemprov Siapkan Mitigasi Corona)

Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri mengatakan, kerentanan Bengkulu dalam menghadapi corona berada sedikit di bawah indeks tengah nasional. Salah satu faktornya, persentase penduduk yang sakit tapi tidak mampu membayar rawat inap perlu diperhatikan.

Selain itu, indikator masyarakat yang merokok di Bengkulu turut menjadi sorotan. Sebaliknya, tingkat kepadatan dan mobilitas penduduk di Bengkulu tidak memiliki risiko seperti rata-rata nasional.

Katadata Insight Center (KIC) meneliti indeks kerentanan provinsi di Indonesia menghadapi Covid-19. Hasil riset menunjukkan terdapat tiga provinsi yang paling berisiko yakni DKI Jakarta (47,05 poin), Banten (45,54 poin), dan Jawa Barat (43,59 poin).

Adapun indeks kerentanan provinsi Bengkulu sebesar 25,3 atau sedikit di bawah angka tengah nasional sebesar 26,3. Berikut Databoks indeks kerentanan provinsi di Indonesia menghadapi Covid-19:


Indeks kerentatan Bengkulu tersebut berasal dari komponen risiko karakteristik daerah sebesar 12,3. Kemudian, risiko kesehatan penduduk 65,3 dan risiko mobilitas penduduk 11,8.

Mulya mencatat Bengkulu memiliki banyak fasilitas kesehatan. "Jadi keberadaan seperti rumah sakit, tempat tidur, dan puskesmas yang terlihat secara fisik sudah lumayan. Namun jumlah tenaga medis perlu ditingkatkan," ujar dia.

(Baca: Mobilitas Tinggi dan Padat Penduduk, 3 Provinsi Paling Rentan Corona)

Reporter: Rizky Alika