Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas menyebut rencana pengeboran sumur eksplorasi di Blok Nunukan bakal kembali meleset dari target yang dijadwalkan pada Maret tahun ini. Meski Pertamina Hulu Energi selaku operator blok tersebut telah menyelesaikan pengadaan peralatan rig, mereka masih menunggu penyelesaian sejumlah paket pekerjaan jasa.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan PHE semula menjadwalkan pengeboran di Blok Nunukan dapat terealisasi pada tahun lalu. Namun lantaran terkendala rig, rangkaian kegiatan pengeboran di Blok tersebut akhirnya di geser pada Maret tahun ini.
"Agak mundur lagi karena perlu waktu, untuk medapatkan services yang dibutuhkan," ujar Julius kepada Katadata.co.id, Selasa (10/3).
(Baca: Dampak Turunnya Harga Minyak, SKK Migas Bakal Revisi Program Hulu)
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu menjelaskan, pengadaan peralatan rig pengeboran untuk Blok Nunukan diakui cukup sulit. Meski demikian, pihaknya akan proaktif agar pengeboran dapat tetap direalisasikan pada tahun ini.
"Di Nunukan itu, rig itu sangat langka. Tapi tahun ini, kami lebih proaktif sehingga insyallah target pengeboran on time," ujar Dharmawan.
Selain pengeboran satu sumur eksplorasi di Blok Nunukan, PHE juga berencana mengebor lima sumur eksplorasi lainnya pada tahun ini.
(Baca: Pertamina Ambil Alih Tahun Depan, Produksi Blok Rokan Turun 13%)
Sebelumnya, Direktur Eksplorasi PHE Abdul Mutalib Masdar mengatakan perusahaan akan mengebor sumur eksplorasi di Blok North Sumatera Offshore (NSO) sebanyak dua sumur, Blok Nunukan sebanyak dua sumur, Blok Angursi satu sumur, dan Blok Offshore Southeast Sumatra (OSES) sebanyak satu sumur.
PHE semula ditargetkan akan memulai pengeboran eksplorasi di Blok Nunukan pada Maret 2020. Sedangkan, pengeboran di Blok OSES akan dimulai pada pertengahan tahun ini. Selain pengeboran sumur eksplorasi, PHE juga berencana mengebor 51 sumur pengembangan, dan 50 sumur work over.