Menteri Koordinator Bidang maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menilai wabah virus corona bisa berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Tak tanggung-tangung akibat hal tersebut, Indonesia bisa merugi hingga puluhan juta dolar Amerika Serikat (AS) per bulan.
Luhut mengatakan, beberapa sektor yang akan terpukul dari penyebaran virus corona saat ini adalah ekspor dari Indonesia ke Tiongkok serta sektor pariwisata.
(Baca: Cegah Penyebaran Corona, Kemendag Setop Impor Pangan dari Tiongkok)
Sebab, Indonesia harus menunda mengekspor komoditas ke Tiongkok karena mewabahnya virus corona. Dia pun mencontohkan salah satu ekspor Indonesia yang sudah diminati Negeri Panda salah satunya yaitu buah manggis.
"Akibatnya petani kita yang mati," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (3/2).
Sedangkan di sektor pariwisata nasional, akibat penyebaran virus yang semakin luas, pemerintah Indonesia bakal menutup penerbangan dari dan ke Tiongkok mulai Rabu (5/2) pukul 00.00 WIB.
Sehingga, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berasal dari Tiongkok akan merosot tajam lantaran akses penerbangan ditutup. Luhut mengatakan, jika kondisi ini terus berangsung, Indonesia berpotensi rugi hingga puluhan juta dollar AS setiap bulannya.
(Baca: Wabah Virus Corona Bayangi Target 18 Juta Kunjungan Wisman Tahun Ini)
Untuk diketahui, jumlah wisman dari Tiongkok yang berkunjung ke Indonesia menempati peringkat kedua terbesar setelah Malaysia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 160.446 kunjungan wisman Tiongkok pada Oktober 2019 lalu.
"Itu lebih parah lagi sekarang. Bali itu sepi. Kita Manado habis. Bintan juga enggak ada sama sekali," kata Luhut.
Atas dasar itu, Luhut meminta agar mewabahnya virus corona tidak dibesar-besarkan. Dia juga meminta agar tak ada kabar bohong terkait dengan wabah virus corona.
"Jangan pada bikin ribut. Media saya titip karena ini bahaya sekarang," ucapnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya juga menilai wabah virus corona bakal berdampak pada sektor pariwisata. Airlangga juga menyatakan, beberapa sektor industri bakal terdampak akibat mewabahnya virus corona di Tiongkok.
(Baca: Pariwisata Malaysia Terdampak Corona, Turis Tiongkok Ramai ke Bali)
Ini dikarenakan, beberapa sektor industri masih memasok bahan bakunya dari Negara Tirai Bambu. "Beberapa supply chain akan terkena," kata Airlangga.
Tak hanya kegiatan bisnis, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia juga memperingatkan virus corona juga dapat berdampak kepada investasi di Indonesia. Bahlil mencatat total investasi Tiongkok sejak 2014 hingga kuartal III/2019 mencapai US$ 13,1 miliar.
Namun, Bahlil menilai dampak tersebut baru terjadi jika wabah virus corona terus berlanjut hingga lebih dari dua bulan. Jika masalah tersebut bisa selesai dalam waktu dua atau tiga pekan, dia menilai hal tersebut masih bisa ditangani.
"Kalau dua atau tiga pekan ini masih okelah. Kalau sudah di atas dua bulan, ini perlu kita kaji dan pasti ada dampaknya," kata Bahlil.
Penyebaran virus corona kian hari semakin masif. Hingga 3 Februari 2020, virus ini diketahui telah menewaskan 361 orang di Tiongkok dan 1 orang di Filipina. Menurut laporan Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (China’s National Health Commission) hingga Senin (3/2), ada tambahan korban meninggal sebanyak 57 orang, dan 2.829 kasus baru infeksi virus corona.
Sehingga total korban terinfeksi virus corona telah mencapai 17.502. Sebanyak 2.110 pasien mengalami gangguan kesehatan serius. Rata-rata penambahan kasus positif virus corona di Tiongkok sebanyak 2.000 kasus per hari dalam beberapa hari laporan terakhir.
Hingga saat ini, sebanyak 14 kasus positif virus corona terjadi di 23 negara di luar Tiongkok dengan total menjadi 146 kasus. Kendati demikian belum ada penambahan negara baru yang terdeteksi penyakit tersebut.