Harga Minyak Naik Tipis, Usai Tergelincir Akibat Virus Corona

Katadata
ilustrasi kilang minyak. Harga minyak mentah dunia naik tipis setelah pada sesi sebelumnya anjlok 2% atau menyentuh level terendah dalam tiga bulan.
Editor: Ekarina
31/1/2020, 10.06 WIB

Harga minyak mentah dunia naik tipis setelah pada sesi sebelumnya anjlok 2% atau menyentuh level terendah dalam tiga bulan terakhir seiring meningkatnya kekhawatiran pasar akan dampak wabah virus corona.Kenaikan harga minyak hari ini dipicu optimisme pasar terkait kemungkinan adanya pertemuan OPEC.

Dikutip dari Bloomberg, pada pukul 8.29 WIB hari ini (31/1), harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 naik 1,90% ke level US$ 59,40 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 naik 2,15% menjadi US$ 53,26 per barel.

Harga mulai kembali stabil setelah pada beberapa hari terakhir terus menurun akibat kekhawatiran investor akan dampak ekonomi virus corona. Pasar juga tengah menaksir dampak lain dari penyebaran wabah tersebut terhadap permintaan minyak mentah dan produk lainnya. 

(Baca: Pasokan Naik, Harga Minyak Melemah Lagi Imbas Virus Corona)

Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch mengatakan,  isu wabah virus corona hingga saat ini masih menjadi sentimen utama pendorong jatuhnya harga minyak. Penyebaran virus yang samakin meluas, bepotensi memicu risiko lanjutan. 

"Sampai tren kesehatan ini kembali pulih, tren penurunan tajam harga minyak bulan ini juga tidak mungkin berbalik," ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (31/1).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status gawat darurat global karena wabah virus corona telah menyebabkan 213 orang meninggal di Tiongkok dan lebih dari 18 negara terjangkit. Pasca-pengumuman ini, harga minyak mentah berjangka langsung menghadapi potensi kerugian. 

(Baca: Dibantu OPEC, Harga Minyak Naik Tipis Setelah Terimbas Virus Corona)

Di sisi lain, Arab Saudi telah membuka diskusi terkait pemindahan pertemuan kebijakan OPEC + yang dijadwalkan lebih awal atau per Februari 2020. Tindakan tersebut dilakukan setelah kejatuhan harga minyak baru-baru ini.

Meski begitu, belum ada keputusan akhir mengenai tanggal baru pertemuan tersebut, termasuk informasi mengenai anggota OPEC  yang akan bergabung. Di samping itu, Iran kemungkinan juga akan menentang langkah itu, kata sumber OPEC +.

"Satu-satunya hal yang dapat mengubah tren saat ini adalah pertemuan darurat OPEC ," kata Olivier Jakob, analis Petromatrix.

Reporter: Verda Nano Setiawan